Senin, 7 Oktober 2024

Genmuda – Kayaknya masih banyak nih Kawan Muda yang bingung dengan istilah-istilah yang berhubungan dengan konektivitas yang biasanya tertulis di spesifikasi smartphones yang kamu punya. Sekarang Genmuda bakal jelasin secara umum, serta keuntungan dan kerugian dari masing-masing teknologi ini. Tarik nafas dalam-dalam dulu ya, yuk kita mulai.

GSM

GSM (Global system for mobile communications) merupakan koneksi yang sangat standar, hampir semua penyedia layanan telepon genggam di dunia pake teknologi ini. Sangat penting untuk memahami frekuensi yang dipake, karena produsen telepon genggam dan penyedia layanan jaringan biasanya cuma ngasih info yang sangat sedikit.

Mayoritas dari jaringan GSM menggunakan frekuensi 900MHz dan 1800MHz, namun di Amerika Serikat lebih mengenal frekuensi 850MHz dan 1900MHz. Kalo frekuensi di atas sudah didukung oleh penyedia layanan jaringan, maka biasanya teknologi ini disebut dengan tri-band phone dan dapat digunakan di Eropa, Amerika dan banyak wilayah lain. Untuk di wilayah timur, dibutuhkan teknologi quad-band phone.

GSM (sumber: gsm-history.org)
GSM (sumber: gsm-history.org)

Berikut frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia:
Indosat: 890 – 900 Mhz (10 Mhz)
Telkomsel: 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
Excelcomindo: 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
Hampir semua ponsel GSM cuma dipake buat melakukan panggilan telepon, tapi bisa juga loh dipake untuk mengakses internet melalui jalur GPRS.

GPRS

GPRS adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengirimkan data dengan kecepatan hingga 114 Kbps. Bisa dipake internetan, misal browsing dan kirim e-mail. Untuk penggunaan daya baterai masih terbilang sangat hemat, tapi kalo kita bandingin dengan teknologi di tahun 2017, pastinya koneksi ini bener-bener lambat banget buat mayoritas pengguna smartphone. Buat menerapkan pengaturan koneksi GPRS di smartphone juga terbilang cukup mudah, hampir seluruh operator udah nyediain pengaturan secara otomatis, atau kalo handphone kamu engga terdaftar, maka kamu tinggal ngeliat pengaturan manual di situs resmi penyedia jaringan yang kamu gunakan.

EDGE

EDGE (Exchanged Data rates for GSM Evolution) merupakan perkembangan dari sistem GPRS, kecepatan unduhnya bisa mencapai 384 Kbps. Dapat digunakan untuk mengirim data yang cukup besar, dan teknologi ini sangat penting buat smartphone manapun. Bahkan smartphone kalian yang super canggih pun juga masih make loh.

3G

3G bukan cuma ditujukan buat panggilan video pada jaringan mobile, tapi juga untuk menelusuri internet serta berkomunikasi menggunakan voice over IP, e-mail, dan instant messaging. Hampir seluruh kota-kota besar di dunia udah memiliki jaringan 3G. Dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan EDGE, 3G sangat populer dan menjadi alternatif mengakses internet.

Ponsel Nokia pertama yang mendukung jaringan 3G (foto: gsmarena)
Ponsel Nokia pertama yang mendukung jaringan 3G, Nokia 6630 (foto: gsmarena)

Yang jadi permasalahan adalah, kalo daerah yang kamu kunjungi memiliki jaringan 3G yang jelek (entah di pedalaman mana), handset kamu bakal seringkali mencari sinyal 3G dan tentunya sangat memengaruhi ketahanan daya baterai ponsel kamu. Sudah banyak memang handphone yang dapat mengoptimalkan daya baterai pada koneksi 3G, tapi engga sedikit pula yang dapat mengurangi daya baterai hingga 50%. Tapi tentu saja, kalo jaringan 3G di daerah kamu sangat baik, udah sewajarnya kamu  bisa nikmatin keuntungan dari high speed internet access dari perangkat mobile kamu.

3,5G (HSDPA / HSUPA)

HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) adalah sebuah teknologi yang dikembangin dari jaringan 3G. HSDPA mendukung kecepatan hingga 7.2Mbps. Pada kenyataannya, kamu paling cuma bisa dapetin kecepatan paling tinggi sekitar 2Mbps, tentunya dengan kecepatan seperti ini, sangat berguna pas kita pengen nonton Youtube dan transmisi data lain yang membutuhkan kecepatan tinggi. Tentu saja handphone kamu harus mendukung jaringan ini untuk dapat menikmatinya.

HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) adalah teknologi yang sama, tapi lebih fokus pada urusan upload ‘unggah’. Walaupun pada umumnya, orang-orang lebih mementingkan kecepatan download dibandingkan upload, kedua teknologi ini jika digabungkan maka akan menciptakan HSPA (High Speed Packet Access).

HSPA (Plus)

HSPA+ merupakan evolusi dari HSPA (HSDPA & HSUPA) yang memungkinkan kita mendapatkan kecepatan internet yang lebih cepat. Kecepatan unduh maksimal dari teknologi ini mencapai 56 Mbps, walaupun pada kenyataannya HSPA+ di Indonesia cuma bisa dinikmati dengan kecepatan download sekitar 5 Mbps. Ini dikarenakan masih banyak operator yang menyediakan layanan jaringan 3G belum mengganti perlengkapannya agar dapat mendukung bandwidth yang lebih besar.

HSPA+ menginspirasi penyedia jaringan untuk menuju teknologi 4G (yang memiliki kecepatan download 100 Mbps). Jaringan yang sudah meng-upgrade ke HSPA+ akan kompatibel dengan jaringan-jaringan sebelumnya seperti HSPA dan EDGE. Tapi untuk bisa make kecepatan yang ditawarkan oleh HSPA+, tentunya perangkat kamu juga harus memiliki receiver yang memadai. Sekarang udah banyak banget perangkat yang udah disematkan dengan LTE receiver yang juga bisa mengakses jaringan HSPA+.

LTE

Long Term Evolution or LTE merupakan langkah pertama untuk mewujudkan teknologi 4G yang sebenarnya. Kecepatan 100 Mbps hingga 1Gbps akan tersedia secara mobile, seperti ketika kita berkendara di mobil, atau ketika kita sedang berjalan di taman. LTE diharuskan menggunakan nama 4G LTE, untuk menghindari kebingungan para konsumer dengan adanya istilah 3.5G atau 3.75G yang beredar sekarang. Ada dua kandidat standar untuk jaringan 4G yang dikomersilkan di dunia yaitu standar WiMAX (Korea Selatan sejak 2006) dan standar Long Term Evolution (4G LTE).

Ponsel pertama yang mendukung jaringan 4G, HTC Evo 4G (foto: gsmarena)
Ponsel pertama yang mendukung jaringan 4G, HTC Evo 4G (foto: gsmarena)

Untuk sekarang, LTE menawarkan kecepatan unduh maksimal 299,6 Mbps walaupun ada sedikit kontroversi mengenai kecepatan pada beberapa operator yang sudah menyediakan jaringan LTE, terkadang kecepatannya malah lebih rendah dibandingkan jaringan yang menyediakan teknologi HSPA+. Kemungkinan hal ini bisa terjadi karena sinyal 4G LTE sendiri masih belum begitu tersebar secara menyeluruh di Indonesia.

Sama seperti teknologi 3G, mengakses internet dengan menggunakan sinyal LTE akan mengakibatkan daya baterai kamu cepat habis. Kalo emang ngerasa sinyal 4G di daerah kamu masih jelek dan engga butuh-butuh amat ya mending stay aja di koneksi 3G.

Tapi ada juga beberapa kasus yang mungkin kamu temui, misalnya kamu udah pake smartphone yang mendukung teknologi 4G, tapi engga pernah bisa nangkap jaringannya, padahal hape temen kamu (merk lain) bisa akses sinyal 4G. Bisa jadi hape yang kamu punya engga mendukung frekuensi 4G yang ada di Indonesia, biasanya sih gara-gara kamu belinya di toko online abal-abal ataupun emang pesen barang dari luar negeri. Supaya engga ketipu, coba pastiin dulu hape kamu bisa nangkap frekuensi jaringan 4G di Indonesia. Nih daftarnya:

Telkomsel: B8 FDD LTE frekuensi 900 MHz / B3 FDD LTE frekuensi 1.800 MHz
Indosat Ooredoo: B8 FDD LTE frekuensi 900 MHz / B3 FDD LTE frekuensi 1.800 MHz
XL Axiata: B8 FDD LTE frekuensi 900 MHz / B3 FDD LTE frekuensi 1.800 MHz
Tri Indonesia: B3 FDD LTE frekuensi 1.800 MHz
Smartfren: B5 FDD LTE frekuensi 850 Mhz / B40 TDD LTE frekuensi 2.300 MHz
Bolt: B40 TDD LTE frekuensi 2.300 MHz

5G

Di tahun 2015 ada rumor bahwa teknologi 5G sudah siap digunakan, tapi pada saat itu baru Samsung yang udah memamerkan teknologi tersebut kepada publik. Samsung Electronics melakukan uji coba dan berhasil mencapai rekor tertinggi untuk teknologi 5G, yaitu dengan kecepatan 7,5 Gbps atau setara dengan 940 MB/s ketika dalam posisi diam dan kecepatan 1,2 Gbps atau sekitar 150 MB/s pada saat bergerak menggunakan mobil dengan kecepatan 100 km/jam. Rencananya Samsung akan menggunakan dan memperkenalkan teknologi ini secara massal pada tahun 2018 di PyeongChang Olympics. Kemungkinan sih teknologi ini bakal bisa kamu nikmatin seenggaknya di tahun 2019 nanti, jadi bersabar aja ya.

Nah sekarang udah tau kan bedanya. Menurut kamu gimana sih kondisi jaringan mobile di Indonesia saat ini? Apakah sudah cukup memuaskan atau masih banyak yang harus dibenahi? (sds)

Comments

comments

Sari Muda
Tech Enthusiast