Rabu, 24 April 2024

Genmuda – Sebagian besar dari Kawan Muda mungkin masih asing dengan nama Edhi Sunarso. Meski begitu, kamu yang tinggal di Ibu Kota seharusnya udah cukup familiar dengan berbagai karya beliau.

Edhi Sunarso merupakan seorang maestro pematung Tanah Air yang baru aja meninggal dunia pada usia 83 tahun di Jogja International Hospital (JIH) pada Senin (4/1) malam. Beliau sempat dapat perawatan sejak Kamis (31/12) lalu dan akhirnya masuk ICU pada Jumat (1/1) pagi akibat menderita sesak napas.

Sebelum menghadap Yang Maha Kuasa, pria yang punya 4 anak dan 11 cucu ini sempat berpesan kepada pihak keluarga agar tetap ngejaga galeri seni yang baru diresmikan pada September 2015 lalu. Almarhum kabarnya juga ingin dimakamin di dekat tempat peristirahatan terakhir mendiang istrinya.

Jenazah Edhi langsung disemayamin di rumah duka di Griya Seni Kustiya Edhi Sunarso, Desa Nganti, Mlati, Sleman, Yogyakarta. ‎Jenazah beliau pun rencananya akan dimakamin di Kompleks Makam Seniman Saptohudoyo, Imogiri, Bantul pada Selasa (5/1) siang ini.

FYI, Edhi lahir di Salatiga pada 2 Juli 1932. Beliau mulai belajar dan berlatih bikin patung pas jadi tawanan perang KNIL di Bandung sekitar tahun 1946-1949, yang kemudian dilanjutin lewat jalur pendidikan resmi di ASRI, Yogyakarta dan Kelabhawa Visva Bharati University Santiniketan, India.

Selain jadi pematung, Edhi juga jadi dosen di di Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Sebagai salah satu pematung yang dapat kepercayaan dari Presiden Soekarno buat ngerancang berbagai patung yang kemudian jadi landmark buat Jakarta, berikut ini adalah 5 contoh karya Edhi di Ibu Kota:

 

  1. Patung Pembebasan Irian Barat
Patung Pembebasan Irian Barat (Sumber: Wikipedia)

Dikenal juga sebagai Monumen Pembebasan Irian Jaya, patung yang berlokasi di Lapangan Banteng ini dibangun dalam rangka menandai perjuangan bangsa Indonesia dalam ngebebasin wilayah Irian Barat yang mencapai puncaknya pada tahun 1962.

Ide awal berasal dari pidato Presiden Soekarno, yang kemudian diterjemahin oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa. Patung ini ngegambarin seseorang yang telah berhasil mutusin rantai di tangan dan kakinya sehingga terbebas dari belenggu penjajah.

Patung ini dibuat dari bahan perunggu oleh tim pematung Keluarga Arca Yogyakarta di bawah pimpinan Edhi. Dibuat selama setahun, patung ini akhirnya diresmiin pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Presiden Soekarno dan kemudian dirawat oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta.

  1. Monumen Selamat Datang
Monumen Selamat Datang (Sumber: jakarta.panduanwisata.id)

Terletak di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, monumen ini terdiri dari patung sepasang manusia yang lagi megang bunga dan ngelambain tangan. Patung pada monument ini ngehadap ke utara buat nyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional (Monas).

Ide pembuatan patung ini lagi-lagi berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjain oleh Henk Ngantung selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta pada saat itu. Dibuat selama sekitar setahun oleh tim pematung Keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi Sunarso, patung ini diresmiin pada tahun 1962.

  1. Monumen Patung Dirgantara
Edhi dan Monumen Patung Dirgantara (Sumber: Kaskus)

Lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran, ide awal pembuatan patung ini berasal dari Presiden Soekarno yang pengen agar dibuat sebuah patung terkait dunia penerbangan Tanah Air. Patung ini ngegambarin manusia angkasa alias semangat keberanian bangsa Indonesia buat ngejelajah angkasa.

Patung ini dirancang oleh Edhi sekitar tahun 1964-1965 dengan dibantu oleh tim pematung Keluarga Arca Yogyakarta. Walau pengerjaannya sempat terlambat gara-gara peristiwa Gerakan 30 September PKI, pemasangan patung ini akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966.

Patung ini ditempatin di Pancoran karena lokasinya yang strategis. Lokasi tersebut merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah serta dulunya dekat dengan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.

  1. Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti (Sumber: indonesiakaya.com)

Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden Soeharto. Tujuannya engga lain dan engga bukan adalah untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang buat pertahanin ideologi Indonesia, Pancasila, dari ancaman ideologi komunis.

Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini berisi bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S – PKI, misalnya aja pakaian asli para Pahlawan Revolusi. Edhi pun turut terlibat dalam pembuatan diorama sejarah di museumnya.

  1. Diorama Museum Sejarah Nasional
Salah satu contoh diorama di Museum Sejarah Nasional (Sumber: wisantara.com)

Diorama pada Museum Sejarah Nasional di Monas ini baru ditambahkan pada tahap akhir pembangunan, yaitu pada tahun 1969-1976. Secara keseluruhan, ada 51 diorama yang masing-masingnya nampilin sejarah Indonesia dari masa prasejarah sampai masa Orde. Berbagai diorama ini pun dimulai dari sudut timur laut dan bergerak searah jarum jam. (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer