Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Satu lagi kisah tragis menguak ke permukaan. Kisah yang bisa bikin kamu geram, dan juga menangis di saat yang sama. Ya, seorang gadis berusia 14 tahun bernama Yuyun diperkosa secara bergantian oleh 14 lelaki jahanam hingga kematian menghampiri.

Siswi SMP di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu tersebut menjadi pelampiasan nafsu 14 lelaki brengsek yang sedang mengawang di bawah pengaruh minuman keras. Pada Senin (4/4) bulan lalu, tubuh gadis yang tinggal di dusun V desa Kasie Kasubun itu ditemukan di dasar jurang sedalam lima meter di pinggir hutan dalam kondisi membusuk tanpa busana.

Belum cukup bikin kamu geram? Bayangkan, ke-14 pelaku hanya terancam hukuman 15 tahun penjara, yang berarti mereka bisa menghirup udara bebas setelah keluar dari sel saat berusia sekitar 30 tahun. Adalah Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya (19), D (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal (19), Zainal (23), Febriansyah Saputra (18), Sulaimansyah (18), A(17) dan dua orang pelajar yang juga kakak kelas Yuyun, yakni S (16) dan EG (16). Sementara, dua orang pelaku yang tersisa berhasil melarikan diri.

Bayangkan kembali, seorang gadis 14 tahun disekap, diikat, dipukul kepalanya, diperkosa 13 lelaki secara bergantian, lalu meregang nyawa, dan jenazahnya dibuang ke dasar jurang, lalu dibayar impas dengan kurungan penjara selama 15 tahun? Sungguh ironis tentunya, Kawan Muda.

Udah bergejolak perasaan kamu? Pasti, dan wajar. Hal ini pun dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dan tentunya para netizen yang menyampaikan simpati lewat ungkapan singkat dan membagikan gambar lilin sebagai bentuk solidaritas. Bahkan, para tokoh terkenal pun turut menyuarakan kesedihan mereka.

Yuyun, anak SMP 14 tahun diperkosa dan dibunuh 14 laki-laki di perjalanan pulang sekolah hanya karena mereka mabuk dan ingin. 14 laki-laki ini hanya terancam hukuman 15 tahun penjara, and they'll be released from jail in their 30s. Bila kamu merasakan perih yang kami rasakan, artinya kamu masih manusia yang masih punya nurani. Apa yang terjadi pada Yuyun bisa terjadi pada semua perempuan. Jangan biarkan berita ini tenggelam. Say it loud and clear: sexual violence must end right now! http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2016/04/11/12-pembunuh-siswi-smp-diringkus/ (Berita tentang visum Yuyun sangat disturbing, tapi tolong dibaca. Ada di paragraf akhir) Bila mendapatkan perhatian publik dan media, aparat penegak hukum juga akan lebih memperhatikan kasus ini. Semoga kematian Yuyun tidak sia-sia. #YuyunAdalahKita

A post shared by Andien Aisyah (@andienaisyah) on

#NyalaUntukYuyun semakin terang. Semakin banyak yang tau tentang kasus Yuyun yang sebelumnya selama hampir sebulan menguap dari perhatian media. Bahkan tidak diprioritaskan oleh lembaga2 negara yg semestinya turun tangan. Apa harus ramai dulu baru ditangani serius? Semoga kepedulian kita di dunia maya ini kita bawa juga ke dunia nyata. Melawan kekerasan seksual bukan hanya tugas aktivis, bukan hanya tugas perempuan, tapi perlu kerja sama semua orang dari semua bidang. (terutama negara yg belum juga mensahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual). Ini untuk Yuyun, beristirahatlah dengan tenang di sana. Di sini semakin banyak yg berdiri untukmu, untuk semua korban kekerasan seksual. Jangan sampai mati api kita… [ilustrasi oleh #komunalstensil]

A post shared by kartika jahja (@kartikajahja) on

Ketika saya berduka, sulit sekali untuk berbicara. Ketika sebuah tragedi terjadi membuat saya tak habis percaya, sulit sekali untuk berkata. Mendengarkan sebuah kejadian yang dilakukan antar manusia kepada sesamanya. Membayangkan seorang anak perempuan remaja meregang nyawa dengan cara yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rumah jiwanya dirampok dan dihabisi. Tidak hanya oleh satu, tapi empat belas orang laki-laki. Lantas masih ada komentar yang kira-kira seperti ini: "Anak sekarang kalau posting di sosial media suka pake baju-baju yang mengundang birahi seh. Ini bisa jadi pelajaran agar perempuan lebih berhati-hati di kemudian hari." (Ngentot lu, bangsaaaaaat!) Korban perkosaan tidak akan pernah menjadi satu kali korban. Ia selalu punya peluang untuk disalahkan. Mulai dari cara berpakaian. Hingga caranya bersikap yang bisa dengan mudahnya disinyalir sebagai perempuan yang tidak sopan. Dan untuk itu tindak perkosaan laiknya HUKUMAN. Bukan sebuah KEJAHATAN! Yuyun, adalah satu nama dari banyaknya korban perkosaan yang terungkap karena disertai pembunuhan. Tapi berapa banyak korban perkosaan yang tetap hidup namun "mati" karena tak kuasa menuntut keadilan? Jangankan keadilan. Resiko menjadi biang keladi perkosaan juga harus ia emban. Maka penganiayaan itu tak pernah dibicarakan. Penganiayaan itu selamanya ia telan sebagai pil kekalahan. Lantas kembali berjatuhan lain korban. Dan keadilan cuma sebuah kata yang tak pernah adil. Selama tubuh perempuan tetap diatur oleh pemikiran kerdil. Ketika saya berduka, sulit sekali untuk berbicara. Ketika sebuah tragedi terjadi membuat saya tak habis percaya, sulit sekali untuk berkata. Tapi jika bukan saya, kita, lantas siapa?! Saatnya buka suara. Saatnya menyulut gelap panjang ini dengan nyala. Sebab Yuyun adalah kita semua. (Saya. Yang berduka.) #NyalaUntukYuyun #YuyunAdalahKita #Speakout #SpeakNow #SpeakTheSilence #BreakTheSilence

A post shared by Djenar Maesa Ayu (@djenarmaesaayu) on

Apa yang kamu rasakan setelah mengetahui peristiwa ini, Kawan Muda? Jika kamu merasakan perih yang sama, kamu masih manusia secara utuh. Kekerasan seksual dan perlakuan bejat lainnya harus dihentikan sekarang juga. Jangan sampai apa yang terjadi pada Yuyun bisa terjadi pada perempuan lain. Jangan.

Mari kita panjatkan doa bersama, Kawan Muda, semoga Yuyun bisa beristirahat dengan tenang di atas surga sana. Tuhan itu maha adil. #nyalauntukyuyun. (sds)

Comments

comments

Bobi Brilyan Bastenjar
Valar Morghulis