Sabtu, 20 April 2024

Genmuda – Kegilaan Jepang dalam dunia hiburan keliatan lagi. Ketika negara-negara di seluruh dunia sibuk bikin sekolah bisnis, komputer, dan teknologi, Jepang malah membuka jurusan gaming di Osaka Communication Arts College.

Bukan. Lo engga bakal diajarin caranya buat atau menganalisis game, melainkan cara main game-game yang masuk kompetisi e-sports internasional. League of Legends, DoTA, CS:GO, FIFA, dan Pro Evolution Soccer cuma jadi beberapa judul yang diajarin ketika jurusannya buka, April 2018.

“Kuliahnya” ngajarin berbagai hal soal dasar e-sports, refleks, skill bermain, dan cara menangani wawancara media. Dengan biaya 1,52 juta yen, satu mahasiswa perlu belajar selama 900 jam biar dapet sertifkat gamer yang bakal ngebawa mereka jadi pro.

Ijazah D3 E-Sports

via tenor.co

Standarnya, pendidikan unik itu berlangsung selama tiga tahun, setara dengan jenjang D3 di Indonesia. Segala jenis administrasi kemahasiswaannya berada di bawah pengelolaan Jikei Group, grup yang udah buka jurusan yang sama di Kampus Tokyo, sekitar 2016.

Grupnya juga mengelola puluhan sekolah tinggi di 11 kota besar Jepang. Masing-masing fokus hasilin mahasiswa siap kerja dan kali ini Jepang pengen hasilkan “atlet” e-sports yang siap pakai layaknya jebolan sekolah sepakbola Arsenal, Barcelona, Real Madrid, atau Manchester United.

“Mahasiswa kami juga akan diajarkan berpikir layaknya atlet profesional,” kata juru bicara Jikei Group College seperti dikutip asahi.com, 10 Maret lalu.

Namun, sayang eh disayang-sayang, harga SPP tahunannya sekitar 1,52 juta yen (sekitar 179 juta rupiah). Di Jepang, harga segitu tergolong standar bagi sekolah vokasi. Tapi pihak Jikei optimis lulusannya bisa dapet penghasilan besar.

Berapa sih penghasilan atlet e-sports?

via designbyhumans.com
Anak-anak klub Evil Geniuses yang bertanding di game “Halo.” (Sumber: designbyhumans.com)

Jangan remehin dulu. Industri e-sports sekarang lagi berkembang-kembangnya daripada Industri olahraga fisik. Satu perlombaan League of Legends nawarin hadiah total 5 juta dolar AS (66 miliar rupiah).

Sementara itu, hadiah dari World Electronic Sports Games (Semacam Olimpiade e-sports) di China nawarin total hadiah 5,5 juta dolar AS. Itu baru uang yang didapet dari hadiah loh, belum gaji dari klub e-sports.

Ya, “olahraga” elektronik juga ada klubnya seperti sepakbola dan basket. Situs esportsearnings.com ngedata ada 500 klub e-sports di seluruh dunia, termasuk nXa Gamer yang merupakan klub asal Indonesia. Itu baru yang sering ikut kompetisi, loh. Masih banyak klub gurem lainnya.

via: Dok. Nix1a
Ini Nix1a, salah satu pro-gamer Indonesia. (Sumber: nixiagamers)

Nah, pendapatan klub nomor 1 tahun 2016, Wings Gaming bisa mencapai 9,6 juta dolar AS (sekitar 128 miliar rupiah) dalam 17 turnamen. Sementara itu, pendapatan paling tinggi masih dipegang Evil Geniuses, (Real Madrid-nya e-sports) dengan total 15,4 juta dolar AS (205,3 miliar rupiah) dalam 630 turnamen.

Belum lagi kalo dapet sponsor kayak Messi dengan Adidas atau Cristiano Ronaldo dengan segala jenis brand produk rambut yang doi pakai. Yup, seperti itulah perkembangan dunia gaming yang bikin Jikei buka jurusan baru. Lo tertarik daftar? (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.