Jum'at, 29 Maret 2024

Genmuda – Kabar soal fenomena bulan kembar kembali jadi perbincangan netizen dan media di Indonesia. Karena pesan itu hoax, harapan netizen buat nontonin fenomena angkasa unik itu jadi isapan jempol doang.

Info tersebut berawal dari pesan berantai yang tersebar lewat medsos sekitar 27-29 Agustus lalu. Pesan itu bilang kalo Mars bakal berada di posisi paling dekat dari bumi dan bisa dilihat dengan mata telanjang.

Planet keempat di tata surya itu bisa terlihat seperti bulan lainnya di malam hari, kata pesan yang tersebar hampir setiap tahun di tanggal-tanggal tersebut. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin negesin kalo kabar itu cuma hoax.

“Itu berita bohong. Beritanya tersebar sejak 2003, tiap tahun di tanggal 27 Agustus,” tegas Thomas, seperti dikutip dari Merdeka.com. Saat itu, Mars emang berada di posisi paling dekat dengan Bumi. Namun, planet merah itu tetap sulit diliat dengan mata telanjang di Indonesia.

Namun, Kawan Muda engga usah langsung kecewa atau ngerasa tertipu. Justru kabar itu bikin penasaran sama fenomena angkasa apa yang bakal terjadi di waktu dekat. Setelah Genmuda.com riset (gaya banget) sana-sini, inilah kejadian astronomi yang bakal muncul di penghujung 2016.

1. Hujan meteor Taurids Selatan

via EarthSky.org
Hujan meteor Taurids Selatan dilihat dari Danau Yamdrok, Tibet, 2015. (Sumber: EarthSky.org)

Situs EarthSky.org, 12 Agustus lalu nerbitin jadwal kejadian Astronomi sepanjang 2016. Pada 25 September – 25 November, meteor Taurids diprediksi melintasi atmosfer bumi belahan Selatan. “Ingat, saat hujan meteor ini, penduduk bumi bisa melihat bola api melintas di langit,” jelas situs itu.

2. Hujan meteor Draconids

via EarthSky.org
Penampakan hujan meteor Draconids di Arizona, Amerika Serikat, 2015. (Sumber: EarthSky.org)

Pada 7 Oktober, komet Draconids bakal kembali melintas dekat atmosfer bumi. Ketika konstellasi bintang Draco the Dragon muncul di langit belahan Utara, Komet Draconids bakal melintas dengan bola api yang indah.

3. Hujan meteor Taurids Utara

via amsmeteors.org
Penampakan meteor Taurids Utara di Virginia, Amerika Serikat, 2014. (Sumber: amsmeteors.org)

Setelah Taurids Selatan melintasi Bumi, giliran Taurids Utara yang lewat. Kejadiannya diprediksi pada 12 Oktober – 2 Desember. Tiap jam, penduduk di belahan Bumi bagian Utara bisa ngeliat satu meteor melintas.

4. Hujan meteor Orionids

via EarthSky.org
Hujan meteor Orionids di Norwegia, 2013. (Sumber: EarthSky.org)

Fenomena langit ini terjadinya juga di bulan Oktober, tepatnya di tanggal 21 dini hari sampai fajar di tanggal 22. Kalo lagi ga ada bulan, penduduk bumi bisa ngeliat 10 – 20 meteor melintasi atmosfer bumi.

5. Hujan meteor Leonids

via EarthSky.org
Meteor Leonids melintas di langit Pulau San Juan, Samudera Pasifik menuju fajar di penghujung 2015. (Sumber: EarthSky.org)

Asalnya dari konstellasi bintang Leo. Meteor Leonid pernah ‘menghujani’ Bumi dan nampilin pemandangan luar biasa, seperti kata situs EarthSky.org. Pada 1966, ribuan meteor terlihat melintas tiap menit dalam rentang waktu 15 menit. Meteor yang muncul tiap 33 – 34 tahun itu bisa terlihat lagi sekitar 17 November 2016.

6. Hujan meteor Geminids

via almanac.com
Hujan meteor Geminid di penghujung 2015. (Sumber: almanac.com)

Seperti namanya, meteor ini berasal dari konstellasi bintang Gemini. Datangnya dari bintang Castor dan Pollux yang bersinar paling terang di konstellasi bintang itu. Lintasan meteor putih, terang, dan tebal bisa terlihat di langit 13-14 Desember malam. Fenomena ini diprediksi bisa terlihat oleh penduduk belahan Utara dan Selatan.

“Namun, fenomena-fenomena itu bisa terganggu dengan kehadiran bulan di langit malam,” kata penjelasan di situs EarthSky.org. Meski begitu, kilatan bola api tiap meteornya masih bisa terlihat kok.

So, jangan ketinggalan momen keren dan romantis itu ya. Siapa tau kamu bisa modus di bawah hujan meteor. So sweet banget kan. Jadi, meteor mana yang kamu tunggu-tunggu kehadirannya nih? Kasih komen di bawah bisa kali. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.