Jum'at, 19 April 2024
Hiburan

Kejutan Spesial di Hari Terakhir Jazz Gunung Bromo 2016

(©Genmuda.com/2016 Gabby)Reza dan Rieka The Groove ngajak pengunjung Jazz Gunung Bromo 2016 nyanyi dan joget bareng (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Genmuda – Rangkaian acara festival jazz tahunan bertaraf internasional persembahan BCA, Jazz Gunung Bromo 2016 akhirnya udah selesai digelar nih, Kawan Muda. Banyak kejutan pun bisa ditemuin di sepanjang hari kedua sekaligus hari terakhir penyelenggaraan acara tersebut.

Dibuka dengan penampilan dari Rompok Bolong, Sabtu (20/8) sore kemarin Jazz Gunung Bromo 2016 terasa makin menarik berkat penampilan dari Peni Candra Rini. Dengan lengkingan suaranya yang begitu luar biasa, beliau ngebawain sejumlah lagu kayak ‘Kapal’, ‘Kapang’, dan ‘Putri Solo’ dengan aksi teatrikal. Beliau sendiri merupakan seorang komposer, penulis lagu, penyanyi, sekaligus dosen karawitan di ISI Surakarta yang lahir di Temanggung dan besar di Solo.

Kali ini, pilihan kami kadang-kadang di Indonesia tidak terdengar namanya, tapi di luar Indonesia sangat dikagumi. Salah satunya Mba Peni, sinden dari solo yang merupakan 10 besar komposer wanita terbaik di dunia,” kata salah satu penggagas Jazz Gunung Bromo, Djaduk Ferianto terkait pemilihan pengisi acara Jazz Gunung Bromo tahun ini dalam hubungannya dengan tema ‘Pesta Merdeka di Puncak Jazz Raya’ saat konferensi pers sebelum acara.

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan Peni Candra Rini di hari kedua Jazz Gunung Bromo 2016, Sabtu (20/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Menyusul penampilan Mba Peni, ada penampilan dari pianis Nial Djuliarso. Beliau tampil dalam format Trio bersama pemain saxophone Arief Setiadi ngebawain lagu-lagu karya Ismail Marzuki kayak ‘Rayuan Pulau Kelapa’ dan ‘Indonesia Pusaka’ serta lagu-lagu lain kayak ‘Tanah Airku’ dan OST. ‘Crayon Shin-chan’. Ini sekaligus jadi penampilan terakhir mereka bersama sebelum Nial bertolak ke Amerika Serikat buat nempuh pendidikan S2 di New York University.

Sementara itu, sebagai penampil berikutnya, ada pula Ring of Fire feat. Bonita & Ricad Hutapea. Walau mereka sebelumnya juga udah tampil di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2016, tetap aja ada hal baru dan seru yang mereka suguhin ke penonton. Misalnya aja saat Mas Djaduk ngajak duo MC Alit dan Gundi beserta para pengunjung alias  Jama’ah Al-Jazziyah buat ikutan nyanyi lagu ‘Maju Tak Gentar’.

“Ini pengalaman kedua saya bermain di Jazz Gunung … [Awalnya] saya pengen nolak karena merasa pengecut, tapi nanti dibilang kurang ajar. Setelah 3 hari latihan, saya merasa seperti berada di keluarga baru. Saya dibimbing dengan baik dan Mas Djaduk memberikan saya ruang yang sangat luas untuk mengekspresikan diri saya sebagai penyanyi,” tutur Bonita.

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Mas Djaduk ngajak Alit dan Gundi serta para pengunjung Jazz Gunung Bromo 2016 hari kedua nyanyi ‘Maju Tak Gentar’ (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Namun demikian, di tengah penampilan Ring of Fire feat. Bonita & Ricad Hutapea, ada sebuah persembahan khusus berupa pemberian penghargaan bagi seorang tokoh jazz Indonesia yang baru diadain buat pertama kalinya dalam sejarah Jazz Gunung Bromo. Tokoh jazz yang terpilih adalah mendiang Om Ireng Maulana, yang diwakilin oleh putranya, Tommy.

Penghargaan itu disampein secara langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, dengan dihadiri oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, S.Pd, S.S, M.Si, dan anggota DPR RI, Indah Kurnia.

Kenapa Ireng Maulana? Karena dia tokoh penting dalam perjalanan jazz indonesia. Lahirnya festival Jazz di Indonesia tidak luput dari JakJazz. Kami berusaha berikhtiar menghargai sejarah. Dengan cara dan kesederhanaan ini, kami berusaha memberikan apresiasi itu. Tidak hanya spesifik jazz, tapi juga bagi mereka yang punya peran penting dalam budaya,” jelas salah satu penggagas Jazz Gunung Bromo, Butet Kartaredjasa.

Sementara itu, Tommy Maulana ngungkapin bahwa dirinya ngerasa terharu sekaligus bangga. “Saya terharu dan bangga juga karena memang beberapa lama ini setelah meninggalnya bapak sempat berpikir untuk membikin ‘Memory of Ireng Maulana’. Bapak dari dulu berangkatnya dari semangat. Terima kasih banyak atas penghargaan yang diberikan kepada bapak.”

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penyerahan penghargaan buat almarhum Ireng Maulana ke putranya, Tommy di hari kedua Jazz Gunung Bromo, Sabtu (20/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Engga ketinggalan, usai penampilan Ring of Fire feat. Bonita & Ricad Hutapea, masih ada penampilan dari Shadow Puppets dengan suguhan lagu-lagu lawasnya, kayak misalnya ‘Nurlela’ dan ‘Puspa Melati Juwita’. Abis itu, ada The Groove yang baru pertama kalinya tampil di Jazz Gunung Bromo, terlepas dari sang vokalis, Rieka Roeslan yang sebelumnya udah pernah tampil sekali.

“Berdelapan kami bermimpi untuk main di Jazz Gunung. The Groove belum bisa jadi band Indonesia kalo belum bisa main di Jazz Gunung,” ungkap Rieka, nambahin bahwa dirinya udah dapat banyak pengalaman dari penampilan perdananya di Jazz Gunung Bromo dan cuma pengen ngeekspresiin musik secara jujur dan apa adanya bareng The Groove.

Senada dengan Rieka, vokalis The Groove lainnya, Reza engga kalah antusias buat manggung di Jazz Gunung Bromo bareng rekan-rekan bandnya. “Kami kepengen main di Jazz Gunung karena mungkin kami udah sering sekali bermain di event-event besar yang hanya mencari keuntungan selewat aja terus selesai. Dari banyak kabar teman-teman yang udah main di sini, yang gue lihat juga musik udah jadi percampuran budaya dan bisa berkolaborasi sangat luas. Mungkin bisa dibilang prestis ya.”

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Reza dan Rieka The Groove ngajak pengunjung Jazz Gunung Bromo 2016 nyanyi dan joget bareng (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Antusiasime The Groove pun terlihat lewat penampilan mereka yang enerjik. Baru juga dua lagu ‘Hanya karena Cinta’ dan ‘Katakan dengan Cinta’, eh Rieka dan Reza udah turun dari panggung aja dan langsung berinteraksi ngajak para pengunjung Jazz Gunung Bromo 2016 nyanyi bareng di lagu ‘Sepi’. Suasana juga makin asyik saat Rejoz ikutan nyanyi di lagu ‘Pangeran dan Putri’ dan pengunjung diajak nostalgi(l)a di lagu ‘Satu Mimpi’.

Belum usai sampai di situ, The Groove selanjutnya ngebawain dua lagu dari album terbaru mereka, yaitu ‘Bawalah Daku’ dan ‘Forever U’ll Be Mine’. Hingga akhirnya, mereka nutup penampilan mereka sekaligus rangkaian acara Jazz Gunung Bromo 2016 dengan dua lagu lama, yaitu ‘Dahulu’ dan ‘Khayalan’, yang sukses bikin para penonton joget dan kangen-kangenan bareng.

“Seneng banget, apalagi kalo ngelihat cuaca yang dingin terus penonton bertahan nunggu itu kayaknya luar biasa. Mereka benar-benar penikmat musik Indonesia dan menghargai karya seni anak-anak Indonesia, terutama The Groove. Kondisi dingin buat kami kesulitan karena harus megang alat jadi terlupakan karena energi dari penonton yang sangat luar biasa,” beber Rieka usai tampil.

Well, secara keseluruhan lagi-lagi Jazz Gunung Bromo berhasil ninggalin kesan yang mendalam engga cuma bagi para pengunjung yang hadir, tapi juga para musisi yang tampil. So, bagi kamu yang masih belum kesampean juga buat datang dan jadi bagian dari keseruan festival jazz tertinggi di Tanah Air itu, sampai ketemu tahun depan ya, Kawan Muda! (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer