Kamis, 28 Maret 2024

Genmuda – Organisasi kesehatan dunia atau WHO resmi menetapkan kecanduan game adalah salah satu kategori gangguan mental dengan nama gaming disorder. Penetapan tersebut masuk dalam dokumen klasifikasi penyakit internasional atau 11th International Compendium of Diseases (ICD-11).

Senin, (18/6) WHO menyatakan bawah “gaming diorder” akan menjadi revisi terbaru dalam ICD yang terakhir kali diterbitkan pada tahun 1992. Nantinya ICD-11 akan dipresentasikan pada acara Forum Kesahatan Dunia pada bulan Mei 2019.

Jadi pro dan kontra

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial di Inggris menjadi pihak yang mendukung penetapan ICD-11. Menurutnya banyak orang bermain game secara online dan offline, dan sebagian besar menganggapnya sebagai kegiatan rekreasi meskipun penelitian menunjukan kecanduan video game dapat berbahaya bagi kesehatan mereka.

Dilansir dari BBC, Richard Graham, seorang dokter spesialis kecanduan teknologi dari Rumah Sakit Nightgale di London juga menyambut baik penetapan tersebut. Menurutnya sejak ICD terkahir diterbitkan pada tahun 1992, peningkatan popularitas video game terus mengalami peningkatan.

Menurut doi, seenggaknya ada 50 kasus baru kecanduan video game setiap tahunnya. “[Kasus] Itu menempatkannya di peta sebagai sesuatu yang harus dianggap serius.” tambah Dr. Graham.

Sebaliknya penetapan ICD-11 oleh WHO justru ditentang keras oleh sejumlah organisasi game dan industri hiburan di Inggris. Mereka menilai bahwa bermain game bermanfaat untuk nilai edukasi, terapi kesehatan, dan rekreasi.

“Kami berharap WHO akan mempertimbangkan kembali bukti yang diajukan sebelum mereka mengusulkan memasukan ‘gaming disorder’ dalam versi terbaru ICD-11 yang akan disetujui tahun depan.” kata perwakilan industri hiburan dan teknologi di Inggris.

Di sisi lain, mereka juga mengkhawatirkan jika aturan ini akan memperlambat kemajuan industri teknologi dan gaming yang terus berkembang setiap tahunnya di penjuru dunia.

Ada pandangan lain

kanaya tim
Andi Monang waktu berlaga di final Lenovo Gaming League April lalu. (Sumber: indogamers.com)

Beda lagi sama penelitian dari Univesitas Oxford yang menyatakan jika kecanduan video game gak akan memiliki masalah serius. Riset yang dilakukan pada anak remaja berusia 8 sampe 18 tahun itu menunjukan orang yang kecanduan video game biasanya berhasil menyeimbangkan hidup mereka.

Riset yang dipimpin oleh Killian Mullan itu juga didukung oleh hadirnya cabang video game menjadi e-sport, dimana para setiap atlet e-sport juga harus menjaga kondisi fisik mereka selama bermain game.

Masalah serius di sejumlah negara

playing game
(Sumber: BBC)

Meski demikian, kasus kecanduan main game ternyata udah jadi masalah serius dari banyak negara seperti Korea Selatan, Jepang, China, Inggris, hingga Amerika Serikat. Bahkan pemerintah Negeri Gingseng membuat aturan larangan bermain game online sejak pukul 12 malam dan 6 pagi bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Di Jepang dan China pun juga sama. Pemerintah Jepang akan memberikan peringatan bagi para gamer yang bermain game melebihi batas waktu yang udah ditetapkan setiap bulannya. Sedangkan di Negeri Tirai Bambu, raksasa Internet Tenecent juga akan membatasi jam pada permainan populer di kalangan anak-anak.

Apa kesimpulannya?

via: giphy

Terlepas dari dampak positif dan negatif di atas, Kawan Muda tetep aja harus mulai membatasi waktu bermain game. Karena secara gak langsung gaming juga memiliki dampak buruk buat tubuh kamu kalo gak diimbangin sama aktivitas fisik. Lebih baik mencegah daripada mengobati kan?

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.