Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Menghadapi orang keras kepala (kepala batu) udah pasti bikin emosi tinggi. Lebih gawat lagi kalo orang doi cenderung cepet marah. Nasihat, saran, atau bahkan percakapan biasa yang dilontarkan untuknya pun langsung disanggah, lebih parahnya sambil ngomel-ngomel.

Salah satu taktik ngadepin orang seperti ini adalah dengan menggunakan ‘psikologi terbalik,’ menurut Jeff Greenberg, profesor psikologi sosial Universitas Arizona, AS. Maksudnya apa tuh? Jadi cara ini berusaha meminta orang berwatak keras untuk melakukan sesuatu dengan cara melarangnya.

Misalnya kamu larang cowok kamu engga usah jemput kamu habis pulang kantor, alhasil doi bakalan kekeuh atau minimal kepo buat melakukan hal yang kamu larang tadi.

Kenapa bisa kayak gitu? Jadi orang semacam ini sangat termotivasi menjaga kebebasan personalnya, terutama kebebasan memilih sebuah hal. Ketika mereka merasa kebebasannya terancam, mereka akan langsung beraksi untuk mengembalikan kebebasannya.

Saat melarang orang seperti itu melakukan sesuatu, mereka juga merasa perlu melakukan perlawanan akan larangan tersebut dan meraih kebebasannya dengan cara melanggarnya. Strategi ini biasanya ampuh buat seseorang yang bingung untuk minta sesuatu ke pacarnya.

Makin emosional makin gampang dijebak ‘psikologi terbalik’

Namun, cara ini engga efektif buat semua orang. “Semakin tua usianya, makin sulit pula taktik ini digunakan,” kata Greenberg. Menurutnya, anak usia 2 hingga 4 tahun lah yang paling gampang kejebak strategi ‘psikologi terbalik.’ “Ketika itu emosi anak sedang tinggi-tingginya,” kata Greenberg.

Menginjak usia 4 tahun, emosi anak yang makin stabil membuatnya makin sulit dijebak taktik komunikasi ini. Ketika anak memasuki fase ‘memberontak’ di usia remajanya, taktik ‘psikologi terbalik’ kembali bisa digunakan. “Masa itulah ketika seorang anak ingin melanggar semua perkataan orangtuanya,” kata Greenberg.

Cara itu masih bisa digunakan ketika seseorang berusia di atas 17 tahun. “Tapi, perintah ‘psikologi terbaliknya’ perlu disampaikan secara terselubung dan di waktu yang tepat pula,” kata Greenberg seperti dikutip majalah Live Science, (1/7). Dalam beberapa kasus, anak cowok cenderung lebih mudah dijebak taktik psikologi seperti ini loh.

Karena itulah ada cowok yang langsung manjain so sweet begitu ceweknya ngambek engga menghubungi seharian. Sementara ada pula dari mereka yang sama sekali engga paham dengan kalimat ‘Aku engga apa-apa kok!’ yang dilontarkan ceweknya. Jadi kamu masuk tipe yang mana nih? Ceritain ke Genmuda.com dong! (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.