Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Kabar gembira buat penggila cokelat dan siapapun yang peduli sama berat badan. Ilmuwan Mycotechnology Amerika Serikat sukses bikin cokelat yang pemanis utamanya berasal dari jamur, bukannya gula.

Pada dasarnya cokelat merupakan produk yang punya rasa pahit. Namun karena ada penambahan gula saat diproduksi engga heran kalo rasanya menjadi manis. Cokelat seperti inilah yang engga baik buat dikonsumsi, apa lagi kalo kamu lagi diet.

Nah, dark chocolate alias cokelat hitam sendiri mengandung zat besi, magnesium, kalium, fosfor, dan seng yang dibutuhin banget sama tubuh. Namun komposisi ideal itu dirusak sama kehadiran gula yang bikin jumlah kalori sebatang cokelat di pasaran melonjak naik.

Atas dasar ‘permasalahan’ itu, Mycotechnology bertekad mengurangi jumlah gula di sebatang cokelat tapi tetap bikin cokelatnya manis. “Tujuan kami memang membuat produk yang sehat dan enak rasanya,” kata Alan Hahn, CEO Mycotechnology kepada situs BusinessInsider.co.id, Minggu (18/9).

Apa gunanya jamur?

via businessinsider.co.id
Penampakan cokelat jamur rendah gula. (Sumber: businessinsider.co.id)

Menurut Hahn, gula di cokelat berfungsi ganda. Pertama, buat ngilangin rasa pahit alaminya cokelat. (Ya, gaes. Cokelat tuh aslinya pait banget. Malah ada yang rasanya lebih pahit dari kopi.) Kedua, buat nambahin rasa supaya makin manis.

Ekstrak sari jamur chaga yang diproduksi laboratorium penelitian Mychotechnology berfungsi buat ngilangin rasa pahit alami cokelat. “Supaya cokelatnya jadi manis, kami hanya membubuhi sedikit gula,” kata Hahn.

Menurut laporan laboratorium, cokelat batangan produksi mereka bisa memangkas 66% penggunaan gula. Lebih detilnya, seporsi cokelat Mycotechnology mengandung 8 gram gula dan 293 kalori per 100 gram cokelat buatan Mycotechnology. Sementara itu, cokelat susu yang biasa diijual di pasaran mengandung sekitar 535 kalori setiap 100 gram cokelatnya. Sementara cokelat hitam pasaran masih mengandung sekitar 546 kalori.

“Zat yang terkandung di dalam jamur langsung bereaksi dengan lidah begitu cokelatnya masuk mulut. Bulir-bulir pengecap di lidah jadi tidak bisa merasakan pahit. Jadi, gulanya hanya cukup 8 gram saja per 100 gram cokelat batang,” kata Hahn.

Penyulingan jamur

via jughandlesfatfarm.com
Jamur Chaga di pohon birch. Meski bentuknya aneh, warga sekitar percaya kalo jamur ini banyak manfaatnya buat kesehatan. (Sumber: jughandlesfatfarm.com)

Berdasarkan deskripsi situs BusinessInsider.co.id, cokelatnya terlihat seperti dilapisi lapisan bening. Waktu di makan, cokelatnya sama sekali engga terasa seperti jamur, namun sedikit ada rasa ‘unik’ yang tertinggal di mulut. Tapi secara keseluruhan, cokelatnya tetap enak kok.

Lapisan jamur di luar cokelat itu berasal dari ekstrak air dari akar jamur chaga. Airnya kemudian disemprotkan ke dalam biji cokelat sebelum diproses. Setelah itu, tahap produksinya sama seperti bikin cokelat biasa.

Jamur chaga sendiri biasa tumbuh di pohon birch, —spesies pohon yang tumbuh di daerah beriklim dingin. Dengan kata lain jamurnya termasuk langka di Indonesia yang punya iklim tropis.

FYI, produksi cokelat rendah gula itu terlaksana setelah kerja bareng seniman cokelat “Amano” asal Utah. Riset jamur chaga udah dilakuin Mycotechnology 30 tahun lamanya. Selain bikin produk cokelat, lembaga penelitian teknologi itu pernah bikin kopi tawar dengan proses serupa. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.