Kamis, 28 Maret 2024

Genmuda – Mitos jadi cara paling ampuh untuk memberikan pandangan bagi orang yang kurang wawasan dan minim pengalaman, sepertinya anak kecil. Biarpun bukan sesuatu yang ilmiah, mitos yang terlanjur dipercayai sama anak kecil bisa aja berpengaruh sampe mereka dewasa.

Walaupun tujuannya ada yang baik dan enggak baik, namun dari 5 mitos berikut ini ternyata punya alasan ilmiahnya masing-masing loh. Coba cek, kamu terlanjur percaya sama mitos yang mana!

“Tiup kaset game, flash disk, atau memory card saat gagal terbaca”

via: Tenor

Receh ya, tapi kebiasaan ini sering banget dipercayai sama anak-anak muda generasi 90an. Caranya dianggap mampu menggangkat debu yang mendepel di dalam kaset atau badan flash disk. Padahal itu semua cuma mitos belaka.

Menurut Pemimpin Redaksi Polygon, yang juga pakar video game jadul, Chritopher Grant, hal yang paling masuk akal dan sederhana kenapa perangkat elektronik tersebut bisa kembali bekerja adalah faktor mencobanya beberapa kali, bukan karena ditiup. Sebaliknya dengan meniup malah membuat perangkat kamu rentan rusak atau berkarat karena terkena air liur atau kelembapan dari nafas kamu.

“Minum kopi berbahaya bagi pertumbuhan tubuh”

via: giphy

Banyak orang tua melarang anak kecil untuk minum kopi. Malah kopi dipercayai bisa memperlambat pertumbuhan anak kecil dan menyebabkan kecanduan. Hal itulah yang ditentang sama peneliti di Harvard Medical School tahun 2015.

Isi dari penelitian tersebut menunjukan bahwa gak ada kaitan sama sekali antara kopi dengan pertumbuhan badan seseorang. Adapun bahaya osteoporosis yang dikhawatirkan oleh orang tua, justru lebih kepada kurangnya asupan kalsium dan vitamin D di antara peminum kopi. Jadi kesalahan bukan ada di kopinya ya.

Sedangkan dalam podcast Dr. Cindy Gellner dari Universitas Utah Health, yang berjudul “Healthy Kids Zone” mengatakan bahwa kafein tidak akan menghambat pertumbuhan seseorang. “Tetapi jumlah [kafein] berlebihan dapat berbahaya bagi anak-anak dan orang dewasa. Ini dapat membuat Anda gelisah, sulit tidur, dan meningkatnya denyut jantung.”

“Berenang setelah makan bikin perut kram”

via: Tenor

Mitos ini juga sering dipercaya oleh banyak orang, bahkan sampe orang dewasa. Mitosnya menyuruh kita menunggu sekitar setengah jam setelah makan sebelum berenang. Alasannya sih biar perutnya gak kram.

Secara ilmiah menurut laporan Dokter Mark Messick dari Duke Primary Care Timberlyne, gak ada bukti kuat yang menunjukkan mitos tersebut benar. Malahan Dokter Michael Boniface dari Mayo Clinic menganjurkan anak-anak untuk segera berenang setelah makan makanan ringan.

Sebaliknya faktor kram justru terjadi karena kondisi perut kamu sedang kekenyang atau lelah setelah makan besar, lalu dipaksa untuk berolahraga. Gak cuma berenang aja yang bikin perut kram, tapi juga olahraga lainnya. FYI, kemungkinan lain otot tubuh kram bisa terjadi jika kamu gak pemanasan sebelum olahraga. Sesimple itu aja, gengs!

“Permen karet yang tertelan bakal ada di perut hingga 7 tahun”

via: Tumblr

Ini jelas ngibul dan cuma ingin nakut-nakutin kita saat kecil. Walau secara ilmiah bahan permen karet emang gak dapat dicerna oleh tubuh, namun menurut pakar gastroenterolgi, Dokter Nancy McGreal, jika kamu gak sengaja menelannya seharusnya gak usah khawatir.

Doi mencatat sangat mustahil permen karet bakal ada di dalam tubuh manusia selama tujuh tahun sebelum dikeluarkan dalam sistem pencernaan tubuh. Tapi bukan berarti kamu juga harus sering menelan permen karet kalo udah gak manis lagi ya.

“Sering cukur rambut bikin kuat dan tebal”

via: gif

Ini sih akal-akalan orang dewasa supaya anak kecil mau disuruh cukur rambut. Padahal gak ada hubungan rambut yang sering dicukur akan mempengaruhi kekuatan dan ketebalannya.

Menurut dokter kecantikan, Doktor Michele Green, mencukur gak akan mempengaruhi folikel rambut, yang mempengaruhi pertumbuhan rambut seseorang. Selain folikel, usia dan faktor gen adalah sebab lain rambut seseorang bisa lebih tebal dan kuat.

“Meng-kretek-kan jari bikin radang sendi”

via: Tenor

Mitos satu ini tujuannya baik, yaitu supaya kamu gak salah urat waktu ‘pletekin’ jari. Selanjutnya ada lagi yang bilang jika meng-kretek-an jari bisa membuat kamu radang sendi saat dewasa. Padahal kebiasan itu sama sekali enggak ada hubungannya.

Penelitian dari Johns Hopkins Arthritis Center dan Cleveland Clinic membuktikan hal tersebut. Tapi keduanya mencatat bahwa meng-kretek-an jari akan mempengaruhi kekuatan cengkraman seseorang yang berkurang dari waktu ke waktu. Jadi selama engga terlalu sering dilakukan masih tetep aman ya, gengs.

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.