Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Film ‘Finding Dory’ emang sukses dalam minggu perdana perilisannya, tapi di balik kesuksesannya ternyata organisasi pencinta alam khawatir populasi ikan Dory (jenis blue tang) bakal terancam efek film Disney tersebut. Kampanye ‘Selamatkan Dory’ pun dibuat untuk mengingatkan penonton film bahwa ikan laut sepatutnya tetap dibiarkan dihabitat aslinya.

Gerakan itu dibuat mengingat kasus serupa pernah menimpa ikan Nemo (clownfish) sekitar 2003 lalu, setelah kesuksean film ‘Finding Nemo’. Hasilnya minat penduduk dunia buat melihara ikan oranye tersebut terus meningkat.

Menurut data Yayasan Selamatkan Nemo (Saving Nemo Conservation Fund), ada lebih dari satu juta clownfish yang diambil dari habitatnya di terumbu karang buat jadi ikan hias. Sebanyak 400 ribu ekor diekspor dari perairan sekitar Thailand, Filipina, dan Sri Lanka ke Amerika Serikat.

Karen Burke da Silva, salah satu pendiri gerakan itu bilang kondisinya sangat ironis. “Film Finding Nemo secara tegas mengingatkan kita untuk membiarkan ikan laut tetap pada habitat aslinya. Namun, kenyataan berkata lain.”

Tugas semakin berat

blue-tang-and-clown-fish-wallpaper-2
Di habitat aslinya, Blue Tang dan Clownfish emang sering terlihat bersama. (Sumber: Istimewa)

Menurut Washington Post, kerja aktivis kelautan kali ini makin berat. Media tersebut menduga penangkapan clownfish akan kembali meningkat dengan diperparah oleh kasus penangkapan ikan blue tang. Ironisnya lagi, ikan biru tersebut bukanlah ikan yang bisa dipelihara dan dikembangbiakkan di dalam akuarium loh.

“Dengan kata lain, semua ikan ‘Dory’ yang ada di akuarium berasal langsung dari laut,” kata da Silva yang juga merupakan pakar kelautan Universitas Flinders Australia, Mei lalu. Lain dari ikan clownfish yang bisa punya keturunan di dalam akuarium, blue tang hanya bisa menetaskan telurnya di habitat asli. Karena itu lah penangkapannya makin dilarang.

Sebelum film ‘Finding Dory’ diputar, da Silva bilang kalo udah ada 300 ribu blue tang yang diimpor ke AS tiap tahun. “Sekarang jumlah blue tang memang belum semengkhawatirkan Dory. Tapi, akan bahaya kalau kami tidak mengingatkan penonton film itu untuk tetap menjaga lingkungan,” kata da Silva seperti dikutip Washington Post.

Coba gaet Ellen DeGeneres

Inilah Ellen DeGeneres, figur publik yang mengisi suara Dory. (Sumber: parade.com)

Gerakan ‘Selamatkan Dory’ pun kini menjadi bagian dari misi Yayasan Selamatkan Nemo. Gerakan itu sukses menyentuh hati warga dunia hingga akhirnya netizen membuat sebuah gerakan baru dengan tujuan serupa, yaitu ‘A Million Kisses for Nemo’.

Gerakan Selamatkan Dory dan ‘Kisses for Nemo’ pun masih berkampanye buat melarang penangkapan bule tang tanpa kontrol. “Targetnya, Ellen DeGeneres yang mengisi suara Dory akan ikut serta sehingga akan makin banyak orang yang mengetahui bahayanya sembarangan mengambil ikan laut,” kata da Silva.

Terkait kasus yang menimpa ikan Nemo pakar kelautan di Pusat Kajian Biologis AS bikin petisi ke National Marine Fisheries Service buat memasukkan clownfish sebagai daftar makhluk hidup terancam punah di tahun 2012. Setelah dilakukan pembenahan dan konservasi oleh berbagai komunitas pecinta alam, NMF menyatakan clownfish mengembalikan statusnya menjadi normal.

Jangan celamitan!

kampanye selamatkan dori
Seorang netizen mengupload kampanye Selamatkan Dory di akun pathnya. (Sumber: Istimewa)

Dari masa ke masa, film yang menampilkan tokoh hewan selalu ningkatin minat warga dunia memiliki hewan tersebutz. Misal, minat anjing Dalmatian meningkat drastis setelah pemutaran film ‘101 Dalmatians,’ 1996. Kemudian, penangkapan burung hantu pun meningkat setelah pemutaran film perdana ‘Harry Potter.’

Gerakan-gerakan pecinta alam itu sih cuma mau ngingetin movie goers supaya engga celamitan setelah nonton film-film yang ada hewannya. “Memelihara hewan-hewan itu sih engga masalah. Mereka memang hewan peliharaan lucu. Sayangnya, konsumen engga tau kalo banyak hewan yang langsung diambil paksa dari habitatnya,” kata da Silva. Pesan dari Genmuda.com sih jangan ikut-ikutan latah ya!

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.