Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Kawan Muda tau engga kalo bumi menanggung beban hampir dua kali lipat lebih berat dari yang seharusnya ditanggungnya karena pola konsumsi manusia? Celakanya, kalo warga bumi masih aja ‘rakus,’ maka manusia butuh bumi yang lain buat bertahan hidup.

Kesimpulan itu berasal dari penelitian Global Footprint Network (GFN) yang dipublikasiin di situs TechInsider.io, 5 Agustus lalu. GFN sendiri adalah lembaga penelitian yang memantau penggunaan sumber daya alam dan daya daur ulang bumi setiap tahunnya. Dengan kata lain, lembaga itu yang punya wewenang dan kemampuan buat nyari tau seberapa bahayanya pola hidup manusia.

via: Giphy

“Tiap tahun manusia mengonsumsi sumber daya lebih banyak dari yang bisa dihasilkan bumi tiap tahun,” kata GFN.

Bukan hanya itu, manusia juga menghasilkan sampah jauh lebih besar dari yang bisa diolah bumi secara alami. Selain sampah plastik dan styrofoam, ada juga sampah yang berupa limbah cair, padat, atau gas emisi karbon yang merusak bumi.

Terus negara mana yang paling rakus dan ‘suka nyampah’?

via TechInsider.io
(Sumber: TechInsider.io)

Menurut penelitian itu, pola hidup negara Australia ternyata paling membahayakan bumi. GFN bilang, manusia butuh 5,4 kali lipat sumber daya alam bumi kalo semua penduduk bumi hidup seperti di Australia. Habis itu, barulah Amerika Serikat bertengger di posisi kedua. Kalo semua orang hidup kayak orang AS, maka sumber daya bumi perlu dibanyakin hingga 4,8 kali lipat.

Sedangkan posisi ketiga, ada Swiss, Korea Selatan, dan Russia. Dari data di atas terlihat kalo bumi kita engga bakal bisa memenuhi pola hidup salah satu dari tiga negara itu, kecuali jumlahnya 3,3 kali lipat kekayaan alamnya.

Sampai kapan kerakusan manusia ini bertahan?

via TechInsider.io
(Sumber: TechInsider.io)

Kata GFN, keserakahan manusia bakalan begini terus hingga 2030. “Di tahun itu, pola hidupnya makin parah berkali-kali lipat hingga akhirnya manusia membutuhkan tambahan satu bumi lagi tiap enam bulan,” kata GFN seperti dikutip TechInsider.io.

Tapi berita genting ini bukan berarti akhir dari dunia loh. Soalnya manusia masih bisa mengubah pola hidupnya supaya prediksi GFN engga kejadian. Upaya yang dilakuin engga sia-sia kok. Buktinya, penelitian beberapa bulan lalu bilang kalo pengurangan emisi karbon yang dilakuin sejak tahun 1980-an akhirnya sukses bikin atmosfer kutub yang tadinya tergerus jadi tertutup kembali.

Jadi belum ada istilah terlambat kok kalo kamu pengen balikan berubah. Biar lebih jelas dan terinspirasi Kawan Muda tonton aja video di bawah:

(sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.