Kamis, 18 April 2024

Genmuda – Kawan Muda, bulan Desember selalu dinanti-nanti karena banyaknya perayaan dan hari libur yang punya spirit tersendiri, seperti perayaan Hari Natal dan perayaan Tahun Baru. Di Indonesia ada perayaan lain yang jatuh di bulan Desember (walaupun gak masuk dalam kategori tanggal merah ya) yaitu Hari Ibu!

Yes, di hari ini gak sedikit Kawan Muda yang beromantis-romantis ria dengan sang Mama, Ibu, Emak, Mami, Bunda, Mimi masing-masing. Mulai dari kasih bunga, beliin baju atau bahkan mengerjakan hampir seluruh pekerjaan rumah tangga yang gak ada habisnya dan bikin capek.

Tapi Kawan Muda tahu gak sih salah satu asal muasal ditetapkannya perayaan satu hari khusus bagi para Ibu ini? Pernah gak kamu menduga bahwa di balik perayaan dan peringatan syahdu dan (menurut saya) romantis ini ada perjuangan lumayan bikin kaget sekaligus terasa ironis? Kenapa? Nah, kali ini Genmuda.com bakalan ajak kalian kilas balik ke beberapa puluh tahun sebelum masa sekarang.

 

Peringatan Pertama oleh Anna Jarvis

Anna Jarvis yang sangat terpukul atas kematian sang Ibu mendapat inspirasi buat membuat sebuah acara penghormatan Mother’s Day pertama pada tahun 1908. Ann Reeves Jarvis, nama sang Ibu yang meninggal pada tahun 1905, merupakan seorang pegiat sosial, pendiri Mother’s Day Club yang berjuang untuk meningkatkan aspek kehidupan (terutama masalah anak dan kesehatan) pada saat masa US Civil War (Perang Antara Negara Bagian) antara tahun 1861-1865.

(Sumber: Huffington Post)

Bersama dengan anggota klub tersebut, mereka merawat prajurit perang yang terluka dari keduabelah pihak (Uni dan Konfederasi) dalam perang tersebut. Bahkan setelah perang berakhir, berbagai acara diadakan sebagai strategi menyatukan ‘bekas musuh’ dalam perdamaian, salah satu acaranya adalah acara piknik bertajuk Mother’s Friendship Day *so sweet ya.

Hubungan Anna Jarvis dan sang Ibu adalah hubungan anak dan ibu yang intens, kuat, dan mesra. Hal ini yang kemudian membuat Anna Jarvis sangat berduka.

Diresmikan sebagai hari libur nasional

Tanggal 10 Mei setahun setelah acara penghormatan yang pertama, keluarga-keluarga berkumpul pada acara peringatan yang diadakan di sebuah gereja yang sekarang dikenal dengan nama  International Mother’s Day Shrine di Grafton, Virginia Selatan, juga di Philadephia dan beberapa kota lain. Berkat usaha Anna Jarvis, acara penghormatan itu menjadi viral ke beberapa kota di US, sampai akhirnya Presiden US saat itu, Woodrow Wilson, menetapkan hari Minggu kedua di bulan Mei sebagai hari libur nasional dalam rangka memperingati hari Ibu.

Balada pergeseran makna peringatan Hari Ibu

Sampai sini ceritanya masih biasa aja ya, Kawan Muda? Tapi tunggu dulu, karena kisah sedih dimulai ketika Ann Jarvis mulai melihat pergeseran makna perayaan Hari Ibu. Ia mulai merasa ‘gagal’ ketika melihat orang-orang memanfaatkan perayaan yang seharusnya penuh kemesraan antara anak-anak dan Ibu mereka tersebut sebagai ajang komersil menambang harta lewat penjualan bunga, kartu ucapan dan makanan-makanan manis.

Anna Jarvis kemudian berusaha mengontrol dan memutarbalikan kemudi peringatan Hari Ibu ke haluan asalnya dengan menjadi anggota Mother’s Day International Association. Tindakannya dimulai dari boikot hingga ‘menyerang’ Ibu Negara saat itu, Eleanor Roosevelt, karena membuat penggalan dana dengan kedok peringatan Hari Ibu.

Protesnya terus berlanjut hingga awal era 40-an. Antolini yang menulis disertasi berjudul: “Memorializing Motherhood: Anna Jarvis and the Defense of Her Mother’s Day“, mengutip salah satu kalimat protes Anna Jarvis:

“Para Ibu perang Amerika, yang masih ada, memanfaatkan Hari Ibu untuk menggalang dana dan menjual bunga-bunga anyelir setiap tahun”

Setelah berjuang mati-matian, mengalami penangkapan karena aksi protesnya, Anna Jarvis meninggal pada tahun 1948 ketika berumur 84 tahun dalam keadaan demensia dan tanpa uang sepeserpun di Philadephia’s Marshall Square Sanitarium.

Kawan Muda mungkin bertanya-tanya kenapa juga perempuan ini berjuang mati-matian sampai duit habis dan sakit hanya demi mengembalikan makna peringatan hari Ibu sih? Menurut Antolini, bagi Anna Jarvis hari Ibu adalah hari dimana kita akan pulang ke rumah untuk ngabisin waktu bersama Ibu dan berterima kasih untuk semua hal yang sudah Ibu lakukan untuk kita.

Sekarang momentum ini kemudian menjadi hari bermesraan dengan Ibu masing-masing setelah sering mesra-mesraan sama gadget. He-he. Dan, bukan buat merayakan hari untuk seluruh Ibu secara umum, tapi untuk satu-satunya dan Ibu terbaik yang kita punya, masing-masing. *jadi kangen nyokap ya. Hiks-hiks.

Well, terlepas dari historis dan pro-kontra peringatan hari Ibu yang semakin lama cenderung semakin terlihat konsumtif, kasih sayang dan rasa terima kasih buat Ibu tercinta bisa kita ungkapin kapan aja dan lewat media apapun, asal dilakuin dengan sepenuh hati.

Percuma juga kan kalo kasih hadiah ini-itu tapi gak setulus duit… eh gak setulus hati maksudnya. Jangan cuma gadget, pacar, atau gebetan doang yang kamu sayang, ibu kamu juga dong ya! Setuju? Selamat Hari Ibu buat semua ibu di dunia.

Comments

comments

Karina Nurul
Seorang social introvert dengan jalan pikiran yang cenderung kontradiktif beraliran absurd realis romatis supranatural. Yaaah.. bisa dibilang ‘sarap’. Selalu pengen tahu dan belajar hal-hal baru. Seneng jalan-jalan, seneng mikir, seneng jalan-jalan di dalam pikiran dan membiarkan pikiran jalan-jalan juga.