Jum'at, 19 April 2024
Tekno

Facebook, Amazon, Google, IBM, Microsoft, dan Deep Mind Bikin Kerjasama Teknologi Terbesar

via Business InsiderKi-ka: Perwakilan Microsoft Eric Horvitz, Peneliti IBM Francesca Rossi, Direktur Riset AI Facebook Yann Lecun, dan salah satu pendiri Deepmind Mustafa Suleyman di pengumuman kerja sama Partnership on AI. (Sumber: businessinsider.com)

Genmuda – Facebook, Amazon, Google, IBM, Microsoft, dan DeepMind mendirikan organisasi kerja sama yang fokusnya pada bidang pembangunan kecerdasan buatan (AI). Hingga kini, kerjasamanya masih terbatas pengembangan studi dan riset.

Kalo lebih detilnya, organisasi yang bernama Partnership on AI (PoAI) itu didirikan buat menjadikan AI makin berdampak sosial, bermanfaat, dan bisa dikembangkan ilmuwan lain di seluruh dunia.

“Kerja sama kami dibuat untuk membahas persoalan etika, keamanan, transparansi, privasi, dan kebijaksanaan dalam menggunakan AI,” tulis keterangan di situs partnershiponai.org, diakses Senin (3/8).

Apa sih AI itu?

via giphy.com

AI itu merupakan kecerdasan buatan yang dipasang di sebuah sistem. Dengan sistem itu, sebuah komputer bisa memproses data, perintah, atau input secara otomatis tanpa perlu diperintahkan secara berulang-ulang.

Kalo dalam praktik sehari-hari, konten paling atas yang muncul di timeline Facebook, hasil pencarian Google, dan hasil pencariannya Cortana merupakan hasil kerja AI yang dipasang di sistem masing-masing.

Siri-nya Apple juga termasuk AI karena sosok digital itu bisa menerima perintah bahasa, mengolahnya, dan langsung memberi respon yang sesuai harapan para pengguna produk Apple.

Tugas berat organisasi ini

via partnershiponai.org
(Sumber: partnershiponai.org)

“Manfaat AI bisa terasa di masyarakat luas apabila kita semua mulai mempercayai sistem yang telah dirancang,” kata Francesca Rossi, pakar AI dari IBM seperti dikutip techcrunch.com, (28/9).

Itu diungkapkannya karena doi berpendapat warga sekarang punya ketakutan sendiri terhadap mesin. Netizen masih menganggap kerja mesin dan AI yang seolah tiada batasnya itu bisa menggantikan manusia di masa depan.

Kenyataannya belum tentu begitu. Organisasi ini berdiri buat membantah pendapat itu, sekaligus mastiin kalo AI yang dikembangin di dunia tuh emang engga bakal mengganggu peradaban manusia.

via hackread.com

‘Partnership on AI’ punya beberapa materi yang sedang di bahas. Meski belom memilih jajaran ketuanya, kelompok yang baru berdiri 28 September 2016 ini udah punya target nyari solusi masalah kemacetan, kependudukan, kelaparan, dan kesehatan di dunia dengan AI.

Mencari peneliti berbakat

Berdasarkan keterangan di situsnya, organisasi ini sama sekali engga bersifat tertutup. Mereka justru mengundang peneliti-peneliti muda yang tertarik membahas dan melakukan riset seputar AI.

“Organisasi ini sifatnya kolaboratif dan berisi banyak pemangku kepentingan. Kami berharap siapa pun yang tertarik soal AI bisa bergabung, tanpa memperdulikan latar belakang pendidikannya,” tulis keterangan di situs partnershiponai.org.

Dalam waktu dekat, semua anggota akan terlibat ide penelitian yang belum selesai dilaksanakan masing-masing anggota di perusahaan teknologinya. Setelah itu, hasilnya akan didiskusikan secara publik melalui seminar pendidikan.

via hercampus.com

Hasil seminar yang udah diolahnya bakal direvisi hingga akhirnya siap dipublikasiin dengan sertifikat Open License. Berarti, siapapun yang membaca hasil penelitian PoAI bisa mengembangkannya tanpa perlu khawatir dituntut mencuri data, asalkan engga mengubah hasil riset sebelumnya. Menarik bukan? (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.