Selasa, 23 April 2024

Genmuda – Berita bagus nih. Indonesia kembali menoreh prestasi di tingkat dunia. Kali ini, tiga orang Indonesia yang lagi kuliah dan mewakili Institut d’Administration des Enterprises (IAE) Toulouse, Perancis lolos hingga babak lima besar kompetisi Airbus “Fly Your Ideas 2017.”

Dalam kompetisi dua tahunan itu, perwakilan Indonesia tergabung ke dalam kelompok bernama PassEx dan udah mengalahkan 89 negara lain selama tahap seleksi. Tim yang diketuai cewek bernama Raisa Rico itu berusaha menyelesaikan masalah distribusi barang bawaan penumpang di dalam kabin.

“Kompartemen (bagasi kecil) di atas area tempat duduk penumpang terkadang terlalu penuh terisi barang bawaan penumpang lain. Tak jarang, penumpang yang duduk tepat di bawah kompartemen itu harus menggotong bawaan mereka cukup jauh demi mencari kompartemen kosong,” terang siaran pers yang Genmuda.com terima, Kamis siang (13/4).

via Istimewa
Tim SkyVision Inggris. (Sumber: Istimewa)

Supaya “ritual naik pesawat” itu engga berlangsung kelamaan, tim PassEx merancang sebuah aplikasi administrasi tempat duduk berdasarkan besar barang bawaan. Aplikasi yang bernama Compact Luggage Strategy (CLS) itu akan mendistribusikan nomor bangku penumpang berdasarkan besar barang bawaannya.

Harapannya, bagasi di dalam kabin bisa terisi penuh dengan merata dan masing-masing penumpang bisa memanfaatkan bagasi yang letaknya engga jauh dari tempat duduk, atau malah mungkin tepat di atas tempat duduknya. Saat penumpang senang, maskapai penerbangan juga pasti akan untung besar.

Melawan empat kelompok yang engga kalah cemerlangnya

via Istimewa
Tim Aquarius Australia. (Sumber: Istimewa)

Tugas anak-anak PassEx belom selesai sampai di sini. Mereka masih perlu menghabiskan satu minggu penuh di fasilitas Airbus ProtoSpace, Toulouse, Perancis. Purwa rupa inovasi mereka harus terselesaikan, teruji, dan terpresentasikan dengan baik dalam waktu itu.

Untuk melewati semua proses yang berat itu, tiap kelompok mendapat bantuan dari peralatan canggih di markas riset maskapai penerbangan ternama itu juga dipandu secara profesional oleh kru andalan Airbus. Pasti ada banyak banget pengalaman menarik yang bisa didapat di sana.

Setelah itu, mereka perlu mengadu inovasi bersama empat finalis lain di hadapan dewan juri yang terdiri atas pakar penerbangan Airbus, tokoh penerbangan, dan akademisi. Kalo menang juara satu, PassEx bisa dapat hadiah 30 ribu euro. Kalo juara dua, hadiahnya 15 ribu euro.

Ide finalis lain engga kalah kerennya loh

via Istimewa
Tim DAELead Hong Kong. (Sumber: Istimewa)

FYI, tim lain juga ada yang bikin inovasi untuk menyelesaikan masalah distribusi bagasi di dalam kabin. Mereka adalah tim DAELead dari The University of Hong Kong. Bedanya, tim DAELead punya usul untuk membuat bagasi tambahan di area kosong antara lantai kabin penumpang dengan langit-langit kargo di bawahnya.

Tim lain engga kalah jagonya. Misalnya, Tim SkyVision dari University of Surrey Inggris yang punya ide memanfaatkan pesawat komersial menjadi “Alat Pemantau Bumi.” Tujuannya untuk menghasilkan foto perbandingan dari hasil jepretan satelit.

Ada lagi tim Aquarius dari Royal Melbourne Institute of Technology Australia yang punya ide untuk memanfaatkan pesawat komersial jadi pesawat pemadam. Tujuannya, supaya tercipta semacam angkatan udara pemadam kebakaran yang bisa leluasa dikerahkan.

via Istimewa
Tim Nevada dari Nigeria. (Sumber: Istimewa)

Tim terakhir adalah Nevada dari Obafemi Awolowo University Nigeria. Mereka juga memanfaatkan teknologi informasi seperti PassEx untuk mengatasi masalah distribusi. Bukan distribusi bagasi tapi. Melainkan, distribusi parkir dan persiapan pesawat di “taxiway.” Tujuannya, jelas supaya persiapan pesawat jadi lebih cepat, sehingga engga ada penerbangan yang delay.

Wah, lawan mahasiswa Indonesia keliatannya emang susah-susah banget nih. Kawan Muda, yuk kita doakan semoga tiga orang yang mewakili Indonesia di ajang bergengsi ini bisa menang. Kalo inovasinya lolo uji kan kita-kita juga tuh yang bakal ngerasa nyaman ketika jalan-jalan naik pesawat. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.