Kamis, 10 Oktober 2024

Genmuda – Tahun Baru Hijriyah yang kali ini bertepatan di hari Minggu (2/10) biasanya disambut adem-ayem aja sama warga di seluruh dunia. Meski begitu, ada sejumlah warga di Indonesia yang punya semacam ritual khusus menyambut pergantian tahun ini.

Sebenarnya, tahun Hijriyah sama sekali engga diperintahkan buat dirayain secara besar-besaran. Perayaannya di Indonesia terjadi karena inisiatif warga, atau bertepatan juga sama perayaan kebudayaan daerah. Penasaran kayak apa? Yuk liat rangkumannya di bawah ini.

1. Ritual ‘1 Suro’ di Jawa

https://www.instagram.com/p/BLBuw_PhBeI/

Bagi masyarakat Jawa (terutama Keraton Yogyakarta), tanggal 1 Muharram (hari pertama di kalender Hijriyah) bertepatan dengan tanggal 1 Suro (hari pertama di kalender Jawa). Selain melakukan pengajian di masjid, ada juga warga yang ngelakuin mandi kembang, ziarah ke makam leluhur, dan kirab. Karena ngerayain dua tahun baru sekaligus, warga biasanya bikin acara dari pagi sampai besok paginya lagi.

2. Ngadulag di Sukabumi, Jawa Barat

via republika.co.id
Peserta ngadulag Suka Bumi lagi konsen menabuh bedug. (Sumber: Republika.co.id)

Warga Sukabumi punya cara beda buat ngerayainnya. Di bawah kordinasi Majlis Ulama Indonesia Sukabumi, warga bikin lomba menabuh bedug, atau biasa disebut ngadulag.  MUI Sukabumi juga bikin lomba marawis. Soalnya, dua hal itu punya ciri lokal dan religinya. Dengan kata lain, 1 Muharram jadi hari yang memorable buat anggota ‘band-band tabok’ di daerah itu.

3. Pawai Obor di Kelurahan Tahtul Yaman, Jambi

via rubrikmedia.com
Barisan pawai obor warga Kelurahan Tahtul Yaman, Jambi. (Sumber: rubrikmedia.com)

Yoi engga tuh, nama kelurahannya aja udah Timur Tengah banget. Yaman. Di sana, tahun baru Hijriyah disambut gila-gilaan sama warga, baik itu tua, muda, dan anak-anak. Sejak Sabtu malam, mereka pawai obor keliling kampung. Sementara itu, tiap masjid ngadain Yasinan dan anak-anak di pesantren-pesantren ikutan Tablig Akbar,– semacam ceramah besar-besaran.

4. Makan besar di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka

via tribunnews.com
Tamu undangan dan warga mengambil hidangan saat perayaan Tahun Baru Islam di Pangkalarang Kelurahan Ketapang Kecamatan Pangkalbaram, Pangkalpinang, Minggu (2/10/2016). (Sumber: Tribun News Bangka)

Warga sini emang party-party banget anaknya. Muharraman aja dirayain sama makan-makan besar. Engga sembarangan loh. Walikota Pangkal Pinang M Irwansyah dan Gubernur Kepulauan Bangka Rustam Effendi juga ikut, loh. Mereka datang ke hajatan tahun baru warga sekitar Masjid Amin. Mesjid itu emang jadi pusatnya makan-makan Muharraman Kepulauan Bangka tahun ini. Perut kenyang, hati pun senang.

5. Bulan Asan-Usen di Aceh

flpbandaaceh.or.id
Warga Aceh membawa persiapan bikin Bubur Asyura. Dalam tradisinya, bubur ini dibuat dan dimakan bersama-sama anak Yatim.

Warga Aceh punya sebutan tersendiri buat bulan Muharram. Mereka bilangnya itu Bulan Asan-Usen. Namanya terinspirasi dari cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husain. Warga Aceh meyakini kalo bulan ini merupakan bulannya merenung karena Husain terbunuh di Karbala. Ada pula sejumlah peristiwa penting seperti lepasnya Nabi Ibrahim dari Raja Namrud, Musa lepas dari Fir’aun, Nabi Ya’kub sembuh dari buta, dan Nabi Isa diangkat ke surga.

Semua kejadian itu dipercayai warga terjadi pada 10 hari pertama Muharram. Maka untuk memperingatinya, mereka berpuasa di tanggal 10 Muharram dan berbuka dengan memberikan anak yatim bubur di saat buka puasa.

6. Ibu-ibu di Makassar belanja perabot

via tempo.co
Warga Makassar berburu perabot di sebuah pusat perbelanjaan, tepat pada 1 Muharram. (Sumber: tempo.co)

Vivanews.co.id memberitakan kalo peristiwa ini udah terjadi selama puluhan tahun. Tepat pada 1 Muharram, para ibu di Makassar pada membanjiri toko perabot rumah dan belanja. Uniknya, mereka ngebeli satu jenis dengan jumlah yang banyak. Bisa dibayangin setelah 1 Muharram, warga jadi punya banyak centong, baskom, gayung, piring, ember, atau perkakas lainnya. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.