Sabtu, 20 April 2024

Genmuda – Kalau kamu udah mulai ngerasa sering gelisah, punya kehidupan sosial yang engga nyata, dan susah buat konsentrasi, kamu mungkin perlu ngurangin main Facebook, Kawan Muda.

Sebuah riset terbaru dari Happiness Research Institute udah nemuin bahwa orang-orang yang engga ngegunain FB ternyata bakal ngerasa lebih bahagia. Riset tersebut ngelibatin sampel 1.095 orang di Denmark yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang udah berhenti main FB dan yang masih main FB.

Nah, setelah seminggu, kelompok yang udah insyaf dari FB bilang kalau mereka jadi lebih puas sama hidup mereka. 88% diantaranya bahkan ngerasa “bahagia”, dibandingin dengan 81% dari kelompok yang satunya lagi.

Bukan cuma itu, 84% peserta dari kelompok pertama juga jadi lebih ngehargain hidup mereka, dibandingin sama 75% peserta dari kelompok tetangga. Cuma 12% dari mereka yang ada di kelompok pertama yang ngaku ngerasa engga puas, dibandingin sama 20% dari kelompok lainnya yang masih rajin buka FB.

Di akhir riset, kelompok yang engga main FB kabarnya punya kehidupan sosial yang lebih kaya dan lebih sedikit kesulitan dalam konsentrasi. Sebaliknya, kelompok yang masih gigih main FB justru engga ngalamin perubahan serupa. 39% pengguna FB tersebut bahkan lebih cenderung ngerasa kurang bahagia.

Facebook mendistorsi persepsi kenyataan kita dan seperti apa kehidupan orang lain yang sebenarnya. Kita mempertimbangkan bagaimana kehidupan kita melalui perbandingan terhadap orang lain, dan sejak kebanyakan orang hanya memposting hal-hal positif di Facebook, hal itu memberi kita persepsi kenyataan yang sangat bias,” kata Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute yang berbasis di Denmark.

“Jika kita terus-menerus terpapar berita bagus, kita berisiko mengevaluasi hidup kita sendiri kurang baik. Facebook dan media sosial lainnya juga bisa memiliki manfaat positif, namun saya pikir hal nyata yang harus selalu diwaspadai adalah efek yang dimiliki media sosial pada persepsi kenyataan kita.

“Aliran konstan berita bagus yang kita lihat di Facebook hanya mewakili 10% hal teratas yang terjadi pada orang lain. Itu seharusnya tidak digunakan sebagai latar belakang untuk mengevaluasi kehidupan kita sendiri.”

Well, sama kayak binge-watching, engga bisa diungkiri kalau media sosial juga candu banget sih, Kawan Muda. Cuma gara-gara engga di-like atau engga di-tag aja sekarang orang-orang bisa berantem sejadi-jadinya.

Lihat aja kasus model Australia Cassi Van Den Dungen yang sempat ngamuk gara-gara cuma dapat 14 likes di salah satu postingannya. Biarpun menurut doi hal itu mestinya cuma dianggep sebagai candaan, menurut para netizen ternyata engga begitu.

Lain halnya dengan kasus model sekaligus bintang Instagram Essena O’Neill. Doi belum lama ini udah nyatain perang terhadap medsos. Doi udah mutusin buat berhenti main Instagram, FB, Snapchat, dan YouTube karena menurut doi media sosial udah nyiptain “generasi cuci otak”.

Aku sudah menciptakan mentalitas selebriti atau konsep selebriti dari diriku di dunia maya dan aku berharap hal itu bisa berhenti saat ini juga. Aku telah membuat citra diri yang kupikir orang lain rasa tak dapat dicapai, orang lain lihat sebagai panutan, atau orang lain lihat sebagai tipe ‘manusia sempurna’,” kata O’Neill.

So, gimana dengan kamu, Kawan Muda? Masih betah menjalin hubungan sosial semu di medsos? Atau kamu justru mau beralih buat mengembangkan hubungan sosial kamu yang jelas-jelas ada di dunia nyata? (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer