Kamis, 28 Maret 2024

Genmuda – Gawat, Kawan Muda! Kalau kamu, adik, teman, atau kenalan kamu termasuk anak kelahiran tahun 1999 ke atas, kalian diyakini cenderung percaya kalau sebagian besar hal yang kalian baca di internet itu memang benar.

Hal tersebut udah diungkapin dalam sebuah survei yang diadain oleh regulator komunikasi Inggris, Ofcom. Ofcom nemuin kalau hanya 50 persen dari anak berusia 12 sampai 15 tahun yang pakai mesin pencarian juga ngegunain penilaian kritis mereka saat nyaring hasil. Sekitar 20 persen peserta dari kelompok usia tersebut bahkan percaya gitu aja sama hasil mesin pencarian.

Meski begitu, engga semua anak 12 sampai 15 tahun terlalu naif kalau udah ngomongin soal dunia maya kok, Kawan Muda. Sekitar setengah peserta dari kelompok usia tersebut udah tahu kalau video bloggers juga dibayar buat nge-endorse produk atau merek tertentu. Mayoritas peserta pun tampaknya udah paham gimana berperilaku di medsos kayak Twitter dan Facebook.

Kupikir kebanyakan orang berperilaku secara berbeda saat mereka di dunia maya dan saat mereka berbicara tatap muka dengan orang lain,” demikian pernyataan yang disetujui oleh 7 dari 10 peserta.

Sementara itu, di kesempatan lain Deborah Gilboa, M.D., dokter keluarga dan ahli pembinaan generasi muda, berpendapat bahwa kurangnya penilaian memang turut nyebabin masalah dalam penggunaan dunia maya. Beliau yakin kalau ngajarin anak-anak buat lebih nilai sesuatu dimulai dengan ngedorong mereka buat berpikir kritis soal pesan yang mereka lihat di dunia maya dan juga pesan mereka sendiri.

Terlalu banyak anak percaya (atau setidaknya berkembang bersama) apa yang mereka lihat secara online. Mereka tidak berpikir kritis mengenai sumber atau pesan, dan itu karena kita tidak mendorong mereka untuk melakukannya. Karena itu akan ‘cenderung menghakimi’.

Gilboa kemudian bilang juga kalau anak-anak perlu belajar buat nentuin batas saat mereka ngelihat konten yang rasis, malu-maluin tubuh, ngintimidasi, berapi-api, ngungkapin orientasi seksual atau identitas gender seseorang tanpa persetujuannya, engga berpikiran terbuka, maupun nekat buat ngelakuin sesuatu yang ilegal atau berbahaya.

Penilaian, pertama dan yang terpenting, seharusnya membimbing di mana [anak-anak] menghabiskan waktu dan perhatian mereka. Langkah proaktif dari berbicara terus terang itu sulit. Para remaja dengan keyakinan dan kemampuan untuk melakukan hal ini, atau kebenaran untuk menolak duduk diam… itu jarang ditemukan namun sungguh mengagumkan.

So, pada akhirnya lagi-lagi kamu dan para pengguna internet lainnya terlepas dari berapapun usianya harus bisa lebih peka dan bijak kalau udah menyangkut urusan penggunaan internet. Kita semua harus bisa milih-milih dan nilai sendiri mana konten yang sesuai dan mana yang engga. Selamat mencoba, Kawan Muda! (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer