Kamis, 18 April 2024

Genmuda – Media sosial Facebook baru-baru ini dibikin rame lagi sama salah satu netizen yang menyampaikan keluh kesalnya saat naik Commuter Line (KRL) Bogor – Tanah Abang. Namanya Shafira Nabila Cahyaningtyas, seorang mahasiswa yang mengeluhkan ketidakadilan yang doi rasain pas naik KRL di jam padat.

Di halaman Facebooknya, doi mengeluh dan terkesan marah-marah karena ketika lagi tidur di KRL, doi tiba-tiba dibangunin sama satpam dan meminta tempat duduknya buat ditempati sama ibu-ibu hamil. Padahal menurutnya, ibu-ibu hamil itu udah punya tempatnya sendiri, yaitu di kursi prioritas.

Shafira pun mengungkapkan kalo semenjak kejadian ini, doi udah gak respect lagi sama ibu-ibu hamil, dan lebih baik ngasih tempat duduknya buat lansia atau penyandang disabilitas.

Penuhnya KRL emang sering bikin ricuh. Cuma masalah tempat duduk aja pasti bisa bikin berantem, dan sekalinya gak berantem, eh malah doi yang dihujat abis-abisan sama netizen karena dinilai gak punya rasa empati.

Kalo kamu baca statusnya pun, pasti ikut-ikutan kesel deh. Tapi sayangnya, akun Facebooknya udah dinon-aktifkan, jadi meskipun kamu cari namanya, akunnya gak akan ketemu, tapi cuma hujatan-hujatan ke Shafira aja yang bisa kamu temui di Facebook.

Ibu hamil diprioritaskan dalam undang-undang

via: giphy

Sebenernya, hak ibu hamil untuk diprioritaskan di kereta api itu udah diatur loh di dalam Undang Undang Perkeretaapian. Jadi kalo kamu masih gak mau ngalah juga, ya mungkin sama aja kayak kamu ngelanggar Undang Undang kali ya.

Aturannya udah ada nih di Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2007 tentang Perkerataapian Bab XI Bagian Kedua tentang Pengangkutan Orang dengan Kereta Api. Pasal yang mengatur adalah pasal 131 ayat 1, yang berbunyi “Penyelenggara sarana perkeretaaian wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah lima tahun, orang sakit dan orang lanjut usia.”

Sehingga meskipun udah ada bangku prioritas di ujung-ujung gerbong, kita emang udah seharusnya kasih tempat duduk buat mereka yang butuh. Tapi semuanya balik lagi sih ke empati masing-masing orang. Apakah kamu tega liat orang sakit, ibu atau bapak-bapak yang udah tua dan ibu hamil buat berdiri?

Jadi, kenapa sih ibu-ibu hamil mesti duduk dan gak boleh kelamaan berdiri?

via: Tumblr

Atas curhatnya itu, Shafira langsung ‘diserang’ dengan ucapan “duh, belum aja lu ngerasain hamil”. Iya sih, mungkin karena belum pernah jadi ibu hamil, makanya doi bisa dengan gampannya kesel ke ibu hamil itu. Tapi sebenernya kenapa sih ibu hamil mesti dapet tempat duduk di angkutan umum?

Dilansir dari hamil.co.id, ada beberapa faktor yang mengganggu kesehatan si ibu dan bayi ketika ibu hamil terlalu berdiri lama dan kegencet diantara banyak orang di kereta api, yaitu diantaranya:

  1. Berdiri lama cenderung membuat bayi dengan lingkar kepala kecil. Ibu hamil yang berdiri lebih dari 40 jam dalam seminggu memungkinkan bayi akan terlahir dengan ukuran lingkar kepala kecil, dan hal ini berdampak negatif buat perkembangan otak si bayi. Kelaman berdiri juga salah satu faktor terbesar dalam melahirkan bayi prematur.
  2. Gak cuma berdampak sama kandungan, berdiri lama juga bisa bikin si ibu varises. Terlalu lama berdiri bikin otot bekerja lebih keras buat ngembaliin darah ke tubuh bagian atas. Para ibu yang punya pembuluh darah vena atau balik yang lemah, berdiri lama bisa bikin darah terhenti dan vena pun melebar, jadi timbul pengendapan-pengendapan berwarna kebiruan di bagian kaki, yang kita kenal sebagai varises.
  3. Pelebaran di seluruh pembuluh darah bisa bikin penurunan tekanan darah tinggi, gusi berdarah, dan lain-lain. Kalo si ibu hamil punya hipotensi rendah, biasanya bakal bikin suplai darah ke otak berkurang dan akhirnya pusing, pandangan gelap hingga pingsan.
  4. Dampak selanjutnya abis pingsan ini adalah trauma pada kandungan. Selain itu, pingsan diakibatkan karena jaringan otak kekurangan oksigen dan bisa jadi penyebab janin kekurangan oksigen. Kondisi jantung ibu hamil biasanya kurang stabil dan gak normal, jadi kerja jantung lemah dan bikin oksigen gak tersampaikan ke jaringan otak.

Meskipun udah minta maaf dengan menulis status baru di Facebooknya, Shafira tetep belum berhenti dihujat sama netizen dan doi juga belum mengaktifkan lagi Facebooknya.

“Jika saya salah, mohon untuk hanya salahkan saya. Bukan agama saya, bukan keluarga saya, bukan juga almamater saya. Hanya saya. Mohon untuk menjadi bijak dengan memisahkan antara pribadi dan dan bukan. Dengan kerendahan hati saya akan membaca semua komentar dari teman-teman dan akan menjadi koreksi untuk saya. Sekali lagi mohon untuk tidak membawa-bawa pihak lain dalam hal ini. Terimakasih.” Begitulah kira-kira.

(sds)

Comments

comments

Fiany Intan Vandini
The youngest reporter on the 2nd floor of Gen Muda Office.