Rabu, 24 April 2024
HiburanMusik

Andien Sapa Sahabat Setia dengan Cerita lewat Showcase Album Metamorfosa Jakarta

©Genmuda.com/2018 TIMAndien gembira bisa konser intim lagi bersama Sahabat Setia di Jakarta, Jumat malam (12/1). ©Genmuda.com/2018 TIM

‍Genmuda – Showcase album “Metamorfosa” Andien, Jumat (12/1), berlangsung intim pada sebuah cafe berkapasitas maksimal 300 orang di bilangan Kemang, Jakarta Pusat. Selain fans, keluarga, kerabat, dan rekan musisi dateng ngasih dukungan.

Acaranya berkolaborasi sama Anton Ismael dan anak-anak komunitas fotografi Kelas Pagi. Mereka memvisualisasikan tiap lagu di album indie itu lewat narasi video. Itu pengalaman baru buat anak-anak Kelas Pagi.

“Aku melihat, tahun ini adalah tahun semua musisi berkolaborasi. Suasana dunia musik sedang seru dan meriah-meriahnya,” tutur Andien saat konferensi pers sebelum penampilan.

Dibuka dengan santai

©Genmuda.com/2018 TIM
Teddy Adhitya buka showcase bawain aransemen ulang sejumlah lagu Andien. ©Genmuda.com/2018 TIM

Peraih Penghargaan AMI Awards kategori Pendatang Baru Terbaik 2017, Teddy Adhitya buka showcase dengan penampilan soulful tapi santainya. Pada lagu pertama, dia kelupaan lirik dan kertas liriknya jatuh.

Kejadian itu diakali dengan becanda sementara kibordis dan gitarisnya terus bawain lagu. “Liriknya hilang,” kata doi dengan nada menyesuaikan verse kedua lagu “Teristimewa” yang harusnya, “Kau yang menerimaku apa adanya.”

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Sepertihalnya lagu pembuka yang diaransemen ulang, lagu “Akankah Mungkin,” “Cerita Kita,” “Ku Sadari,” “Di Batas Mimpi,” dan ditutup sama lagu doi, “In Your Wonderland.” Tanpa drum dan bass, semua lagu itu dibawain dengan nuansa soul-jazz yang dalam.

Sepanjang bawain lagu Andien, Teddy nyanyi tanpa instrumen. Saat bawain lagu sendiri, dia ambil gitar akustik-elektrik. Tapi sayang, suara gitar itu ga terdengar saat intro karena volumenya belum dinaikin. Semua berjalan normal saat verse pertama.

Andien banyak cerita

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Saat tiba masa Andien naik panggung, doi panasin suasana sama lagu lama yang dinyanyiin bareng semua penonton, yaitu “Milikmu Selalu.” Setelah semua bersemangat, barulah Andien bercerita lewat lagu.

“Album Metamorfosa mengantarkan saya pada lebih menerima. Dalam kehidupan, saya temui banyak sekali kecewa, tangis, dan jatuh. Nanti, ketika saya lihat lagi kejadian itu di masa delan, itu hanyalah warna-warna indah dalam hidup saya,” terang Andien.

Penampilan dilanjut dengan lagu paling sendu album Metamorfosa, “Indahnya Dunia.” Nikita punya cerita tersendiri saat garap lagu itu.

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Dia bilang, “Walau judulnya indah, lirik dan lagunya bernuansa sendu. Malah, sangat sendu.” Saat proses rekaman, vokal lagu itu harus dibawain dengan mood putus asa.

“Karena itu, saya punya ide supaya Andien merekamnya saat H-3 sebelum proses kelahiran. Menurut saya, itu adalah momen terberat Andien. Proses rekamannya pun dibikin 6 jam. Sementara, Andien biasa rekam satu lagu selama 3 jam,” kata Nikita.

Hasilnya pun sesuai rencana. Andien membawakannya penuh perasaan tanpa banyak mengulang. Namun demikiam, rekaman diterusin sampe jam keenam.

Cerita lagu “Pelita”

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Lagu selanjutnya yang dibawain adalah “Pelita,” ciptaan trip Lale, Ilman, dan Nino. Nuansa musiknya pasti udah ketebak seperti perkawinan jazzy RAN dan Maliq.

Andien cerita, “Saya minta tolong junior SMA saya, Nino untuk bikin lagu tentang anak saya. Saya berharap nama panggilan anak saya, Kawa bisa masuk ke lirik walau saya yakin itu sulit.”

Setelah digodok, trio pencipta lagu itu maksain kata “Kawa” masuk ke lirik “Kawadalah” (Kau Adalah). Dan, kemudian, jadilah lagu Pelita. “Judul lagu yang sesuai arti nama anak saya,” tutur Andien.

Terlalu bersemangat

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Perbincangan Andien engga putus-putus tiap lagu berhenti. Kadang, doi sapa temennya. Kadang, ngecengin temen musisi yang hadir. Kadang, curcol soal keluarga terutama anaknya yang lahir dengan proses gentle birth.

“Maaf, ya. Saya jadi sangat cerewet kalau terlalu bersemangat,” cerita Andien yang langsung bawain “Halo Sayang” ciptaan Rieka Roslan dan Ali Akbar The Groove.

Cerita di balik “Belahan Jantung”

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Lagu “Belahan Jantung” meluncur selanjutnya. Tulus ciptain lagu itu selama 15 menit setelah menyendiri di kamar Andien. Nuansa lagunya syahdu kayak lagu “Monochrom.”

Sebelum nada pertama dilantunin, Andien sempet cerita soal tulus yang banyak makan dan ngobrol saat main ke rumahnya. Tulusnya menyahuti cerita itu sambil duduk di area VIP.

Lagu menyentuh hati

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Dua lagu selanjutnya adalah “Biru” dan “Askara.” Dua lagu yang judulnya diambil dari nama buah hati tercintanya itu bikin mata Andien berkaca-kaca.

Andien perlu menghela napas panjang sebelum lanjut bernyanyi. “Di lagu itu, semua perasaan saya tertuang,” kata doi sambil hapus air mata.

Suasananya masih sendu saat andin bawain “Berlayar” dan “Pulang.” Keduanya bukan berasal dari album Metamorfosa.

Naik lagi

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Nuansa sendu mulai hilang ketika Teddy naik lagi buat duet sama Andien di lagu “Menjelma.” Menyusul selanjutnya lagu “Gemintang,” “Warna,” “Metamorfosa,” dan “Mentari.” Semuanya dibawain ngebeat bebas sendu.

Andien bilang, lagu “Warna” termasuk favoritnya karena paling “ngaco” (pengertian positif). Soalnya, lagu itu dibuat dengan basis free jazz, genre jazz yang penuh improvisasi dan njlimet pembuatannya.

Acara yang istimewa

©Genmuda.com/2018 TIM
Ekspresi penonton terdepan Showcase Metamorfosa Andien. ©Genmuda.com/2018 TIM

Bagi Andien, showcase di jakarta begitu berkesan. Nyokapnya Anaku Askara Biru itu udah lama ingin gelar konser intim seperti showcase malam itu sejak bertahun-tahun lalu. Baru tersampaikan sekarang dan rasanya bercampur antara senang dan nervous.

“Justru karena dihadiri orang-orang dekat aku malah nervous karena gak mau mengecewakan,” cerita Andien. Sementara itu, perasaan senangnya timbul karena konser ini diadain tanpa banyak batasan yang biasa dikasih major label.

“Ibaratnya, aku bisa sedikit bodoamat di konser ini. Tapi, harus tetap sebaik mungkin,” kata Andien tunjukin kegalauan sebelum manggungnya. Andien nekenin lagi, “Konser intim ini penting banget buat aku.”

Semua berkesan buat Andien

Lain Nikita, lain Andien. Menurut mpunya showcase album Metamorfosa itu, semua lagunya berkesan karena digarap sepenuh hati dan pemikirannya.

“Padahal aku udah berkali-kali dengerin albumnya. Tapi, tiap lagunya selalu bikin aku berpikir, gila, keren banget ini lagu,” kata Andien sambil mengakui keagaknarsisannya.

Album yang bercerita

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Album Metamorfosa merupakan album ketujuh Andien, sekaligus album kedua yang digarap tanpa melalui major label. Album indie sebelumnya digarap saat Andien awali karier bermusik sekitar tahun 2000.

Oleh karena itu, Andien bisa banyak bercerita pada album Metamorfosa. “Tiap lagu berisi narasi tentang pengalaman dan sudut pandang baruku selama masa mengandung,” cerita Andien.

Dia juga bilang kalo album ngejazz itu berkesan banget karena banyak hal. Misalnya, karena memungkinkannya lebih mengeksplorasi kemampuan bermusiknya. Selain itu, karena Andien akhirnya bisa bikin album lagi.

Lebih penting prosesnya

FYI, Kolaborasi Andien-Anton Ismael bukan kali pertamanya. Tahun 2015, Anton terlibat sebagai art director konser Andien bertajuk “Metamorfosa.” Walau namanya sama, karya itu berlangsung sebelum albumnya digarap.

Anton cerita, “Saat Kelas Pagi diajak kolaborasi di showcase, Andien punya ide kami membuat pameran.” Tapi, ide itu dianggap kurang efektif untuk ceritain pesan-pesan di tiap lagu.

Soalnya, suasana akan gelap saat showcase berlangsung. Selain itu, semua perhatian akan tertuju ke Andien, bukan ke foto-foto pameran. Asumsi itu kemudian dorong Anton ngajak anak Kelas Pagi untuk kali pertama garap video untuk ditampilin sesuai lagu yang dibawain.

“Teman-teman Kelas Pagi awalnya kaget, bahkan ada yang baru pertama bikin video dan mengeditnya saat itu juga. Namun, saya bilang santai aja. Karena hal yang terpenting adalah proses terus belajar dan berkembang. Bukan hasil akhirnya,” tutur Anton.

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.