5 Pelajaran dari Kasus Netizen yang Live Streaming Film ‘Warkop DKI Reborn’ di Bioskop
(Sumber: Istimewa)
Genmuda – Euforia film ‘Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1’ di kalangan masyarakat Tanah Air bisa dibilang cukup luar biasa. Saking luar biasanya, sampai ada seorang netizen yang ngelakuin aksi engga bertanggung jawab dengan ngerekam dan nyebarin adegan film tersebut tanpa ijin loh, Kawan Muda.
Menurut pihak Falcon Pictures selaku perusahaan yang ngegarap ‘Warkop DKI Reborn’, netizen tersebut udah ngelakuin live streaming di dalam bioskop dengan ngegunain aplikasi Bigo Live. Sebagai buktinya, pihak Falcon Pictures pun udah ngeposting hasil screenshot dari akun netizen bernama Rini Orin itu.
“Perbuatan yang sangat memalukan, live streaming film dari dalam bioskop. Hal semacam ini akan kami tindaklanjuti secara serius melalui jalur hukum yang berlaku,” demikian pernyataan Falcon Picture pada keterangan postingannya di Facebook, Kamis (8/9).
Hingga berita ini dibuat, Jumat (9/9), masih belum diketahui apakah pihak Falcon Pictures udah ngelaporin sang pemilik akun Rini Orin ke pihak yang berwenang atau belum. Yang jelas, kasus tersebut kembali jadi catatan tersendiri buat kasus pelanggaran hak cipta industri perfilman di negeri ini.
Nah, sambil nunggu kelanjutan perkembangan kasus live streaming ‘Warkop DKI Reborn’, mending kamu tahan diri buat engga ikut-ikutan komentar macam-macam, Kawan Muda. Daripada kamu masuk lingkaran setan dan bikin suasana makin keruh, mending kamu simak nih 5 pelajaran dari kasus tersebut:
1. Pihak ‘Warkop DKI Reborn’ langsung tanggap
Entah gimana awalnya, pada dasarnya pihak ‘Warkop DKI Reborn’, khususnya pihak Falcon Pictures, jelas udah cukup tanggap buat langsung nanganin kasus perekaman dan penyebaran tanpa ijin yang dilakuin netizen Rini Orin. Tanggap di sini bukan berarti mereka main hakim sendiri loh ya. Justru, maksudnya adalah mereka ngikutin prosedur yang berlaku dengan nyerahin kasus ke pihak berwenang.
2. Mulutmu medsosmu, harimaumu
Jaman sekarang, medsos emang udah jadi bagian yang engga bisa dilepasin dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Bahkan, makna ‘berbagi’ di medsos saat ini udah terbilang ngelenceng banget. Hal itu pun salah satunya terbukti lewat kasus live streaming ‘Warkop DKI Reborn’. Entah biar dibilang kekinian, pengen nunjukin eksistensi, atau ada alasan lain, yang jelas aksi sang netizen justru jadi bumerang buat dirinya sendiri.
3. Nilai sebuah karya engga cuma sekedar hasil akhirnya
Di tengah banyaknya komentar netizen terkait aksi engga bertanggung jawab dari Rini Orin, ternyata masih ada aja sebagian dari mereka yang #OOT dengan ngebahas soal adegannya yang kurang inilah, kurang itulah, atau kurang apalah. Iya sih itu emang hak mereka (termasuk kamu) buat berkomentar.
Tapi, perlu diingat pula kalo hasil akhir yang ditampilin di bioskop tersebut merupakan hasil serangkaian proses panjang. So, kalo pengen komentar, ya seengganya usahain kasih komentar berimbang.
4. Masalah pelanggaran hak cipta masih belum begitu dipahami masyarakat
Hal lain yang engga bisa diungkiri dari kasus live streaming ‘Warkop DKI Reborn’ adalah masih minimnya pemahaman masyarakat soal pelanggaran hak cipta. Hal ini lagi-lagi masih terkait dengan nilai karya.
Dengan ngelakuin live streaming walau cuma beberapa detik, itu ‘kan sama aja si netizen udah ngelakuin pembajakan. Lagi pula, kalo netizen lain yang ikut komentar (sorry to say) aslinya juga suka download atau streaming film di situs engga resmi, itu pun secara engga langsung kayak neriakin diri sendiri.
5. Karya anak bangsa masih kurang dihargai di negeri sendiri
Kembali lagi ke soal proses, bikin film yang bagus itu tentu engga gampang loh. Oleh karena itu, kalo kamu kebetulan berkesempatan buat nonton sebuah film, baik itu ‘Warkop DKI Reborn’ maupun film lainnya (apalagi pas premiere-nya dan cuma-cuma pula), ya minimal hargai filmnya dengan fokus nonton dan nikmatin adegan-adegannya. Kalo kamu mau mainan hp, mending kamu tinggalin bioskopnya dan cari tempat lain aja. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi pelajaran berharga buat kita semua! (sds)
