Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Jadi, gini ceritanya. Seiring makin populernya game battle royal macam PUBG, FortNite, dan Free Fire di smartphone; brand ponsel mulai luncurin ponsel gaming. Di antara semua itu, ponsel ASUS ROG Phone paling menonjol.

Perangkat di ponsel itu masuk kelas tinggi semua. Chipsetnya Snapdragon 845 dengan kecepatan 2,8Ghz yang bisa ditingkatin hingga 2,96Ghz. Terus, layarnya 6 inch ukuran 2,160 x 1080 AMOLED yang bisa tampilin gambar HDR dengan waktu respon cepat kurang dari satu detik.

RAM 8GB terpasang di dalamnya. Selain itu, ponselnya juga dipasangi fitur 802.11ad WiGig, sebuah sambungan jarak jauh untuk memunculkan gambar pada ponsel ke smart TV terdekat.

Slot charger ada tiga

via engadget.com
Gadget dual screen ASUS ROG Phone. (Sumber: engadget.com)

Yep. Lo gak salah baca. ASUS ROG Phone sediakan tiga slot charger. Satu di bagian bawah, sisanya di sisi kiri dan kanan ponsel. Maksudnya, supaya lo bisa tetap mainin ponsel dalam keadaan landskap sambil mengisi baterai.

Port itu juga disediakan buat memasang gadget-gadget tambahan. Misalnya, gadget Dual Screen yang bikin lo menggunakan ponsel kayak lagi main Nintendo DS, gadget extra fan untuk mendinginkan ponsel, gadget joystick, dan gadget yang menjadikan ponsel itu sebagai PC.

Teknologi ultra sound

via gizmodo.com
Tombol ultrasound terletak di dua telunjuk si mbak itu. (Sumber: gizmodo.com)

Gak puas dengan itu, ASUS juga menyediaka vitur tombol ultrasound pada sisi-sisi ponsel. Bagi pemain PS atau XBox, tombol ultrasound pada ASUS ROG Phone sama dengan tombol L dan R yang dipencet telunjuk.

Bedanya, tombol ultrasound berbentuk, yah…. bukan tombol. Melainkan, sensor pipih yang mendeteksi tekanan. Itu semua ditenagai baterai 4.000mAh.

Jangan ngiler dulu

via gizmodo.com
Terlambat! Udah ngiler duluan meliat orang main ponsel kayak lagi main PC ini. (Sumber: gizmodo.com)

Eit, eits eits…. Jangan ngiler dulu, bro. Ponsel yang spesifikasinya ngalahin semua ponsel dan pasti nomor satu di Antutu Benchmark itu belum tentu cocok buat lo.

Coba deh pikir-pikir realita di bawah ini. Pasti lo akan sepaham sama Genmuda.com dan kita cuma bisa ngiler ngeliatin pemilik ponsel itu beraksi di streaming Twitch dan YouTube.

1. Gak ada waktu buat maininnya

via reactiongifs.com

Serius, lah. Seberapa sering sih lo main Free Fire di tengah kesibukan lo sekolah, kuliah, kerja, menuruti perintah orang tua, ngapelin pacar, dan menunaikan hobi supaya lo gak sakit jiwa? Paling, lo cuma punya beberapa jam main ponsel.

Itu sama dengan berapa ronde Battle Royal coba? Satu ronde? Dua ronde? Ponsel segitu canggih cuma dipakai main dua ronde emang puas? Paling, lo kebanyakan pakai ponsel itu buat buka medsos dan main sejenis Candy Crush.

2. Paling, gak masuk-masuk ke Indonesia

via gif-finder.com

Realitanya, barang-barang elektronik high-end macam ini susah banget masuk Indonesia. Belinya harus nyebrang ke Singapura, Thailand, atau mungkin ke Australia. Kalo pun ada di Indonesia, kemungkinan itu barang black market.

3. Gaji + THR + tabungan aja belum cukup

via gifer.com

Bila akhirnya secara resmi masuk Indonesia, harga ponselnya PASTI lebih mahal. Misalnya, harga awalnya 2.000 USD, sampai Indonesia bisa setara kayak 3.000 USD setelah ditambah ongkos impor, pajak, dan biaya tambahan lain. Ujung-ujungnya, gaji+ THR + tabungan belum menjangkaunya.

Harga di atas cuma permisalan aja, loh. Soalnya, ASUS berniat umumkan harga ponsel tercanggih itu setelah pertengahan tahun.

4. Merengek kayak apa ke orang tua juga belum tentu dikasih

via glee.wikia.com

Oh, karena uang gak cukup, terus lo merengek minta atau minjem uang ke orangtua. Oke. Selamat berusaha. Good luck. Besar kemungkinan orangtua lo kagak ngasih lantaran harganya yang selagit.

Orangtua pasti bilang hal-hal macam, “Kenapa gak iPhone aja?”

atau, “Mending beli komputer sekalian?”

5. Kesenggol, jatoh, terus lo nangis

via: giphy

Lalu-lintas di Indonesia gak kira-kira. Lo bisa disenggeol dari segala arah, entah itu oleh angkutan kota, motor, atau sesama pejalan kaki. Ponsel bisa jatoh setiap saat, retak, dan lo nangis karena biaya service yang belum tentu bisa lo jangkau dengan gaji sebulan. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.