Genmuda – Kedatangan teknologi canggih yang makin mempermudah interaksi netizen dengan berbagai instansi udah di ambang pintu. Indonesia engga sebatas jadi pemerhati perkembangannya di luar negeri, tapi jadi salah satu pelaku aktif paling cepet dalam 12-18 bulan ke depan.
Prosesnya terjadi berkat “transformasi digital” Kepolisian, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Garuda Indonesia, dan KiOSTiX bersama Microsoft Indonesia. Pada Selasa pagi (28/2), mereka ngelaporin semua hasil transformasinya ke hadapan media di Jakarta Pusat.
“Memahami karakter dan memprediksi kebutuhan netizen berdasarkan data adalah dasarnya. Setelah itu, organisasi perlu bersiap hadapi perubahan teknologi. Kegiatan operasionalnya mengikuti pola millennials dan setelah itu, tercipta transformasi digital yang bermanfaat,” tutur Andreas Diantoro, President Director Microsoft Indonesia.
Andreas percaya kalo transformasi digital merupakan bentuk “Revolusi Industri Keempat.” Bukan cuma para pelaku usaha, Kawan Muda harus bersiap hadapi revolusi yang engga bisa dielakin lagi. Misalnya aja, dengan mengenal dan manfaatin produk teknologi di bawah ini.
1. E-Tilang
Perkara tilang pelanggaran rambu lalu-lintas bisa diselesaikan di tempat tanpa melanggar hukum dengan aplikasi E-Tilang. Denda tilangnya bisa ditransfer ke rekening BRI yang tertera di aplikasi tilang atau bisa dibayar lewat teller. Info soal proses tilang yang dilakui juga tertera di aplikasinya.
Teknologi yang dicetus AKBP Akhmad Yusep Gunawan waktu ngejabat Kapolres Kediri akhir 2016 itu udah jadi project nasional, Januari lalu. Pak Yusep yang kini ngejabat Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya bilang kalo dalam waktu dekat aplikasinya juga connect dengan bank lainnya.
2. Sistem Informasi Perlindungan Konsumen (Sispek)
Aplikasi yang lagi dikembangin kepolisian ini bakal jadi basis data semua produk yang dijual di Indonesia. “Tiap netizen bisa memindai barcode tiap produk dengan aplikasi Sispek untuk mengetahui keterangan detil,” tutur AKBP Yusep.
Misalnya aja, kandungan zat kimia, produsen, status SNI, kode produksi, legalitas, hingga tanggal kadaluarsanya. Kalau ada kecurigaan apapun, netizen bisa ngelapor lewat aplikasi itu juga. Meski masih dalam tahap desain, tim Pak AKBP Yusep optimis aplikasi data ini rilis di tahun 2017.
3. Pajak online
Kamu yang first-jobber harus bersiap sama kedatangan pajak online. Sekarang, formulir pajak emang masih perlu diisi manual. Tapi, Pak Iwan Djuniardi selaku Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi DJP udah nyiapin upgrade pajak online.
“Pertama, formulirnya bisa diisi langsung secara online. Setelah itu, akan terbit Kartu Indonesia 1 (Kartin1). Semua data kependudukan pemilik kartu akan masuk bank data DJP sehingga tidak ada yang bisa lari dari pajak. Barcode di kartunya bisa dipakai untuk bayar pajak langsung di ATM khusus yang akan disiapkan,” rencana Pak Iwan.
4. Penerbangan publik rasa VIP
Sementara itu, Garuda Indonesia udah nyiapin sistem yang bikin proses pemesanan tiket jadi lebih personal. Pak Denny Permana sebagai Vice President IT Garuda Indonesia bilang kalo maskapai penerbangannya bisa ngasih promo khusus ke tiap pelanggan, sesuai data yang ada di server.
“Pengguna maskapai nantinya juga bisa me-request makanan atau minuman tertentu sebelum naik pesawat, sehingga penerbangan jadi lebih nyaman,” kata Pak Denny.
5. Beli tiket makin lancar
Kemudian, Pak Richard Tirtadji, IT Director KiOSTiX bilang kalo server situs penjualan tiket online itu udah cloud. Sehingga, makin bisa menangani lalu-lintas data dalam jumlah besar. Fungsinya buat mengurangi situs eror waktu netizen lagi rebutan tiket acara gede, mulai dari Final Piala AFF hingga konser Coldplay.
6. Internet of Things
Microsoft Indonesia memprediksi kalo Internet of Things (IoT) bakal makin in tahun ini. IoT merupakan proses nanemin sensor ke dalam berbagai barang.
Semua perilaku pengguna barang itu bakal terekam dan dikirim ke pusat data untuk dianalisis. Barang yang udah jadi IoT juga bisa terhubung dan dioperasiin via smartphone. Misalnya, lampu, speaker, atau bahkan kulkas.
7. Wearable
Nah, perangkat IoT juga bisa ditanemin di berbagai produk, termasuk jam tangan, pakaian, sepatu, topi, payung, dan barang yang bisa dipakai sehari-hari. Maksudnya sih, supaya sebuah organisasi jadi lebih mengenal konsumennya.
8. Artificial Intelligence
Karena makin banyak data yang dikumpulin, komputer juga bakal dilengkapi kecerdasan buatan (AI) yang bahkan bisa belajar sendiri. Kalo kamu engga jadi lebih pinter dari komputer, hati-hati aja sama masa depan.
9. Komputasi kuantum
Penjelasan istilah yang sangat ribet prosesnya ini gampangnya gini, komputasi kuantum bikin sebuah perangkat mengolah data jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Dengan kata lain, perangkatnya engga bakal lemot.
10. Mixed reality
Sesuai namanya, mixed reality merupakan penggabungan realita dunia nyata dengan realita dunia maya. Contoh perangkatnya adalah Microsoft HoloLens, alat melihat hologram. Kalo dipakai, kamu bisa ngeliat hologram dinosaurus atau robot berkeliaran di gedung-gedung sekitar. (sds)