Walau Kuno, Cara Tradisional Ini Efektif Banget Mengatasi Masalah Kesehatan Sehari-hari Loh
Genmuda – Orang tua kerap punya cara tradisional buat ngatasin berbagai masalah rumah tangga. Secara logika dan tradisi, kayaknya sih solusi orang-orang tua tuh mujarab banget. Sayangnya hampir semua kebiasaan itu belum teruji klinis dan dibuktiin oleh sains.
Misalnya kayak air daun sirih bisa buat nyembuhin batuk, cacing tanah tumbuk buat nyembuhin tipes, atau getah tunas kelapa buat nutup luka parah. Hal-hal kayak gitu yang Genmuda.com maksud.
Seperti halnya di Indonesia, peneliti negara asing pun lagi mengkaji khasiat obat herbal atau jamu yang berasal dari kearifan tradisinya. Berikut ini adalah mitos-mitosnya yang telah teruji klinis dan emang mujarab khasiatnya.
1. Daun kacang mencegah wabah kutu busuk
Orang di negara-negara Balkan percaya kalo cara tradisional mengatasi hama kutu busuk yang biasa nyerang kasur dan kursi adalah dengan menyebar daun kacang merah di daerah itu. Menurut studi yang diterbitin di Jurnal Royal Society Interface, kepercayaan itu emang benar.
Kaki kutu yang merayap di daun itu bakal menempel erat. Kalo dipaksain, bisa-bisa kakinya malah putus dan menewaskan kutunya. Kini, para peneliti sedang ngembangin lembaran sintetis yang fungsinya menyerupai daun kacang merah.
2. Madu bisa nyembuhin luka bakar
Warga tradisional daerah Timur Tengah, Mesir, Tiongkok, India, bahkan Indonesia percaya kalo madu punya bermacam khasiat buat badan. Majalah Alumni Michigan State University AS bilang kalo ternyata hasil lebah ini bermanfaat buat mengurangi nyeri mag, luka bakar, bahkan luka sayatan.
Riset peneliti Inggris sekitar 1988 melibatkan 59 orang nunjukin kalo luka bakar yang dioleskan madu bakal jadi cepat sembuh. Sementara itu, penelitian lainnya bilang kalo minum madu sebelum tidur bisa ngeredain batuk pada anak-anak.
3. Bawang putih punya zat antibiotik
Warga tradisional di Benua Amerika (Indian) percaya kalo bawang putih sangat manjur buat nyembuhin batuk rejan. Kepercayaan itu ternyata salah menurut berbagai penelitian. Meski begitu, Andrew Weil yang mendirikan Pusat Studi Kesehatan Arizona bilang kalo bawang punya funsi lain.
Bumbu dapur itu ternyata mengandung senyawa anti virus, anti jamur, dan anti bakteri, seperti disebutkan situs Live Science. Bawang putih yang ditumbuk bisa mengeluarkan zat allicin, yang bisa membunuh bakteri hanya dengan memberikan kontak langsung.
4. Bawang bombay bisa menyembuhkan kanker
Meski dipercaya sebagian besar warga Amerika, riset yang dipublikasikan di situs Live Science berkata lain. Bukan menyembuhkan kanker, bumbu dapur itu berfungsi banget buat mencegah kanker dan banyak penyakit berbahaya lainnya.
Phytochemical di dalam bawang bombay juga bisa mencegah penyakit jantung, osteoporosis, bahkan diabetes. Flavonoids yang juga ada di tiap irisannya berfungsi buat mencegah penyakit Parkinson dan stroke. Selain itu, bawang bombay juga kaya akan Vitamin C.
5. Jahe bisa mengobati infeksi
Merujuk pada Jurnal Cancer Prevention Research, situs Live Science bilang kalo jahe bisa meredakan pembengkakan usus besar dan mencegah munculnya kanker usus. Selain itu, air jahe atau jahe yang dikunyah mampu mengurangi gejala mual-mual.
6. Cara bikin susu engga gampang basi adalah dengan nyemplungin kodok ke dalamnya
Sebelum kulkas atau sistem pendingin lain marak digunakan, warga tradisional Rusia percaya kalo kodok yang dicemplungin hidup-hidup ke dalem kendi susu bikin susu engga gampang basi. Riset yang diterbitin di Jurnal Proteome Research sekitar 2012 nunjukin sebab-akibatnya.
Zat-zat yang diproduksi kulit luar kodok (bukan kodok beracun loh) berfungsi buat membunuh bakteri pathogen yang marak berkembang biak di habitat kodok yang lembap. Penelitian American Chemical Society nemuin ada 76 zat dari kulit kodok yang bersifat antibiotik ngelawan bakteri jahat.
7. Tumbuhan anti nyamuk
Warga lokal di Amerika percaya kalo ada sejumlah tumbuhan yang berfungsi buat mengusir nyamuk. Para peneliti Departemen Pertanian Amerika nyebutkan kalo daun buah Berry Amerika (Callicarpa americana) mengandung senyawa pengusir nyamuk.
Charles Bryson, seorang pakar botani bilang kalo penelitian yang dilakukannya itu terinspirasi dari kebiasaan kakeknya. Ketika sore, sang kakek sering meremas daun itu dan mengoleskannya ke kulit. “Sudah 40 tahun kebiasaan itu saya lakukan dan efeknya tetap terasa,” kata Bryson seperti dikutip situs Live Science. (sds)