Selasa, 16 April 2024
Hiburan

Tame Impala Berhasil Membayar Keringat Penggemar untuk Kedua Kalinya

Tame Impala melangsungkan penampilannya di Parkir Selatan Senayan, Jakarta, pada Jumat (29/4) (Foto: Genmuda.com 2016/ Agung R.)

Genmuda – Lima tahun berlalu, Tame Impala kembali menghentak Jakarta dalam konser bertajuk ‘Tame Impala Live in Jakarta’ yang berlangsung di Parkir Selatan Senayan, Jakarta, Jumat (28/4) malam. Sebelumnya, unit psikedelik rock asal Australia tersebut pernah menyambangi Bealfest 2011 di Bengkel Night Park, SCBD, Jakarta.

Bukan tanpa hasil. Puluhan lagu dikemas dalam dua album penuh sejak lima tahun kepergian mereka dari Ibukota, yakni ‘Lonerism’ (2012) dan ‘Currents’ (2015).

Sejak sore hari, antrian masih terlihat malu-malu. Beberapa di antara pengunjung memilih duduk di tepi jalan sambil berbincang santai. Lengkap dengan hilir mudik ‘penjajah tiket’ dengan kalimat saktinya, “Ada tiket lebih, Dik?”.

Berselang beberapa saat, ketika matahari mulai terbenam, antrian panjang udah terbentuk dan memadati pintu masuk. Pemandangan inilah yang sangat menakjubkan. Mereka berdesak rapat seakan ingin jadi yang pertama melewati gerbang dan berdiri tepat di depan panggung. Tentunya dengan harapan bisa sedekat mungkin dengan para personil Tame Impala, juga supaya aksi potret memotret tak terhalang kepala.

Pukul 19.00 lewat, Barasuara yang didapuk sebagai band pembuka berhasil memanaskan penonton. Masih identik dengan batik yang dikenakan, Iga cs. mengajak ribuan kepala mengangguk. Tujuh lagu dari album ‘Taifun’ dibawakan, yang di tutup dengan ‘Bahas Bahasa’.

Lampu panggung pun padam setelah Iga mengucapkan sampai bertemu di lain kesempatan. Lebih jelas, panggung (rigging) berukuran besar dihadirkan KiosPLAY selaku promotor lengkap dua layar di kiri dan kanan. Background panggung dipenuhi satu layar berukuran besar guna memutar video mapping selama acara berlangsung.

Ya, band yang beranggotakan Kevin Parker (vokal/gitar), Cam Avery (bass/vokal), Dominic Simper (gitar/synthesizer), Jay Watson (synthesizer/vokal), dan Julien Barbagallo (drum/vokal) ini memang identik dengan video mapping yang fantastis (baca; bikin pusing).

“Hey yo Jakarta! How you guys feelin? Feelin good? Here we go!” kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulut Kevin Parker di hadapan penonton. Pria berambut pirang dan bersenjatakan gitar tersebut memilih ‘Let it Happen’ sebagai pembuka.

Entah karena apa, mulai dari bait pertama penonton tanpa ragu melantunkan lirik dengan lantang. Bahkan, Kevin sempat memalingkan badan dan mengacungkan telunjuk ke atas, dengan maksud meminta volume mic ditingkatkan. Sungguh penggemar yang luar biasa.

“Alright guys! Are you ready? Here we go!” seketika asap dari fogging machine keluar diiringi potongan kecil kertas minyak yang membanjiri udara. Penonton pun sontak berjingkrak. Sebagai lagu pembuka, ‘Let it Happen’ sudah memberikan kesan yang mendalam.

‘Mind Mischief’ lantas dilantunkan. Memasuki refrain, semua penonton bersorak.

“She remembers my name. Could be blown way out… It’s all going to change. She remembers my name.”

‘Why Won’t They Talk to Me’ dan ‘It’s Not Mean to Be’ dibawakan, dan akhirnya Kevin berinteraksi panjang dengan para penonton. “How you guys down there? It’s been five years. That was so long ago,” kata Parker dan memulai ‘The Moment’ berlanjut ‘Elephant’ yang membuat tensi semakin tinggi. Dipertengahan lagu pun Kevin sempat menyiramkan air mineral dari botol yang diminumnya ke penonton.

‘Yes I’m Changing’, lagu dengan tempo yang lambat berhasil meredam antusias penonton. Kevin pun sempat duduk di bibir panggung, bahkan menidurkan dirinya tanpa ragu di depan ratusan pasang mata.

“Alright! Friday night in Jakarta. Let’s Celebrate that!,” teriak Kevin. ‘The Less I Know The Better’, ‘Eventually’, dan ‘Alter Ego’ terus membawa penonton mengawang tinggi dengan nada falsetto yang dilantunkan Kevin.

Lampu kembali redup. Perlahan pemenang Brit Awards 2016 tersebut mundur perlahan menghilang ke sisi panggung. Ya, ini menandakan konser mereka akan segera sampai di penghujung. Namun, bukan sebuah konser tanpa teriakan “We Want More!”

Tepat pukul 21.45 penonton berteriak meminta Tame Impala kembali ke panggung. Tak berlangsung lama, satu menit kemudian wajah Kevin Parker yang terhalang rambut panjangnya karena menunduk muncul dari sisi panggung. Sontak para penonton bernafas lega, karena malam ini masih belum selesai.

“Well, this is the last night the tour of us. You guys are f*ckin amazing and so loud. Anyway, help me sing next song. Alright, here we comes,” ajak Parker.

Momentum inilah yang rasanya ditunggu-tunggu sebagian penonton. Ya, lagu andalan dari album ‘Lonerism’, lagu yang kerap di perdengarkan di radio, yakni ‘Feels Like We Only Go Backwards’ akhirnya dibawakan.

Asap kembali meletup dengan massa yang lebih banyak. Langit hitam yang menjadi atap mendadak dihiasi potongan kertas minyak yang tak terhitung jumlahnya. Berjatuhan. Seperti Hujan.

‘New Person, Same Old Mistake’ menjadi penutup senyum ribuan pengunjung yang berdiri tegak di Pakir Selatan Senayan. Keringat telah terbayar.

“Puas lah nonton Tame Impala. Gue belum sempet nonton mereka pas tahun 2011 dulu. Untungnya mereka dateng lagi. Tapi kurang lama! haha,” ujar salah satu penonton bernama Adlina.

Menutup tur di Jakarta, kini Tame Impala mempunyai waktu istirahat sebelum kembali menjalani tur Eropa pada bulan Juni mendatang. Penjualan tiket konser sendiri diakui Titaz, pihak penyelenggara, telah mencapai angka 5.000, dan itu baru yang terhitung. Singkat kata, 90 persen target penjualan telah tercapai beberapa hari sebelum konser berlangsung. (sds)

Comments

comments

Bobi Brilyan Bastenjar
Valar Morghulis