Jum'at, 29 Maret 2024

Genmuda – Babak baru dari mantan pembunuh bayaran yang tobat, John Wick kembali berlanjut di film “John Wick: Chapter 3 – Parabellum”. Masih berkutat pada konflik film sebelumnya kini Wick berusaha seorang diri untuk lari dari buruan High Table setelah melanggar kontrak usai ngebunuh Santino D’Antonio di Hotel Continental, New York, Amerika Serikat yang menjadi tempat netral.

Kini John Wick menjadi buruan banyak pembunuh bayaran di dunia dengan nilai buruan seharga 14 juta dollar AS. Seperti apa keseruan film ketiganya kali ini? Gak usah kebanyakan basa-basi langsung aja Kawan Muda baca review Genmuda.com di bawah!

Pembunuh yang siap saling membunuh

©Lionsgate/2019 Liki
©Lionsgate/2019 Liki

Ngelanjutin pelarian dari ending film sebelumnya John Wick (Keanu Reeves) masih punya waktu sekitar 20 menit sebelum dirinya benar-benar terbuka untuk diburu. Ia mencari berbagai cara untuk melarikan dan menemukan tempat paling aman baginya dan juga anjingnya (tetep loh).

Setelah dua puluh menit berlalu yang diselingi aksi baku hantam, satu-satunya orang yang bisa dimintai tolong olehnya adalah The Director (Anjelica Huston) yang gak lain adalah orang tua asuh Wick sejak kecil. Di sini ia mendapatkan bantuan untuk pergi ke Casablanca, Maroko, untuk menemui rekan lamanya, Sofia (Halle Berry) yang punya latar belakang gak jauh berbeda dengan John Wick.

Bersama Sofia, ia berusaha menemui manajer Hotel Continetal di Casablanca untuk mengorek informasi terkait lokasi Ketua High Table. Namun bukan film John Wick namanya kalo sebuah negosiasi gak berujung dengan aksi baku hantam dengan tangan kosong, sajam, hingga senjata api.

©Lionsgate/2019 Liki
©Lionsgate/2019 Liki

Setelahnya ditinggal Sofia dan berkelana di gurun pasir, John Wick akhirnya bertemu dengan Ketua High Table (Said Taghmaoui). Di tengah rasa putus asa ia berusaha meminta perlindungan High Table, syarat itu bisa aja berlaku jika John Wick mau kembali lagi dari pensiunnya dan mengabdi kepada High Table untuk menghabisi sahabatnya sendiri, Winston (Ian McShane), manajer Hotel Continental, New York.

Cerita film makin rumit ketika Adjudikator (Asia Kate Dillon) yang secara absolut melakukan pengadilan sepihak atas mandat High Table kepada orang-orang yang telah membantu John Wick. Sesuai namanya, “Parabellum” yang berarti ‘Persiapan Perang’ dalam bahasa Latin, film ini jadi babak yang paling seru dari ketiga film John Wick.

Formula sama (dan tetep berhasil)

©Lionsgate/2019 Liki
©Lionsgate/2019 Liki

Di film pertama kamu pasti masih ingat kalo kembalinya John Wick dari masa pensiun terjadi cuma gara-gara konflik receh yaitu, anjing yang dibunuh dan mobil yang dicuri. Dua hal receh ini masih tetep melekat dalam film ketiganya kali ini.

Adegan perkelahiannya juga masih gak jauh beda. John Wick seolah menjadikan banyak alat di sekitarnya untuk membunuh. Sayang beberapa adegan harus disensor sehingga sedikit mengurangi keseruan dalam adegan pertarungan film ini.

Gak ketinggalan adegan perkelahian dengan dua shinobi (Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman) dalam bahasa Indonesia menjadi daya tarik lebih film ini buat penonton di tanah air. Keduanya terlihat luwes dalam memperagakan seni bela diri pencak silat, meski lawannya adalah John Wick. Ditambah lagi dialog yang mereka bawain bisa banget memancing tawa penonton.

Kesimpulan

©Lionsgate/2019 Liki
©Lionsgate/2019 Liki

Overall, Chad Stahelski berhasil ngegarap film “John Wick: Chapter 3 – Parabellum” sebagaimana mestinya. Dalam artian penonton bisa dibuat ngilu dalam aksi bunuh-bunuhan sekaligus penasaran akan kelanjutan dari konflik film ini selanjutnya.

Meski Om Keanu sempet bilang kalo ini adalah sekuel terakhir, kenyataannya kisah John Wick masih akan berlanjut dalam satu atau dua film lagi. Seperti yang Kang Yayan dan Kang Cecep bilang, perubahan cerita itu pun juga mengalir begitu aja selama proses syuting.

So, kalo Kawan Muda pengen buktiin sendiri keseruan film ini buruan aja tonton di bioskop favorit kamu mulai hari ini, Rabu (15/5). Berikut cuplikan trailernya!

Our Score

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.