Rabu, 24 April 2024

Genmuda – Memulai debut “Bad Boys” (1995) dan dilanjutkan “Bad Boys 2” (2003), kini kisah dua polisi Miami, Mike Lowrey dan Marcus Burnett kembali berlanjut dalam film “Bad Boys for Life”. Meski film review “Bad Boys 2” kurang memuaskan, tapi perjalanan 25 tahun Mike dan Marcus kini memasuki babak baru di tangan sutradara Adil El Arbi dan Bilall Fallah.

Gak cuma kembali mempertemukan Will Smith dan Martin Lawrence, film ketiga ini juga menampilkan pemain lama Joe Pantoliano, Theresa Randle, sampai sutradara Michael Bay. Layak atau engga buat Kawan Muda tonton? Langsung aja baca reviewnya berikut ini!

Fase kritis pria paruh baya

©Sony Pictures/2020

Gak terlalu banyak perubahan yang ditawarkan oleh film ini. Mike (Will Smith) masih doyan memburu para kriminal di Miami bersama tandemnya, Marcus (Martin Lawrence). Di sisi lain Marcus baru aja memiliki seorang cucu dari pernikahan sang anak, Megan (Bianca Bethune) dengan Reggie (Dennis Greene). Yup, ‘cowok lempeng’ yang pernah diintimidasi oleh Mike dan Marcus di film sebelumnya.

Tapi cerita bahagia itu gak berlangsung lama. Saat perayaan kelahiran cucu Marcus, Mike malah harus dibrondong tembakan oleh pembunuh misterius yang mengintai nyawanya. Kejadian ini seolah bikin hidup Marcus berubah total. Diselingi oleh dialog konyol saat memanjatkan doa ia kemudian mantap memutuskan pensiun dari kepolisian.

Berbanding terbalik dengan Marcus, Mike justru enggan buat pensiun dan masih penasaran buat memburu pembunuh yang mengincar namanya. Kedua sahabat ini pun saling berseteru. Selain itu, Mike juga malah mengacaukan kerja keras tim khusus AMMO,– yang dibentuk untuk menguak pembunuh misterius yang mengincar nyawanya.

Satu persatu jaksa, hakim, dokter dan orang-orang terdekat yang punya kaitan dengan kasus yang pernah ditangani Mike di masa lalu mulai dibantai. Inilah yang menjadi benang merah, sekaligus ujian dari bromance Mike dan Marcus.

“Old but gold”

©Sony Pictures/2020

Seperti ungkapan di atas, cerita “Bad Boys for Life” mungkin terbilang repetitif dan jadul seperti yang udah-udah. Premisnya si jagoan kalah duluan terus bangkit lagi. Ngerti sih, emang gak ngarep yang lebih. Namanya juga cuma jadi ajang nostalgia buat penonton yang kangen sama Mike dan Marcus.

Tapi yang bikin bagus dan menarik justru ada segi pengemasan bumbu dramanya. Walau mengusung tema action, naskah yang ditulis keroyokan oleh Chris Bremner, Peter Craig, dan Joe Carnahan ini sangat ngena buat semua orang. Terutama dalam fase krisis usia paruh baya.

Penulis ngerasa penonton gak harus dipaksa nonton dua film sebelumnya buat mengerti jalan cerita filmnya. Selain itu kehadiran para polisi muda di tim AMMO turut memberikan tampilan fresh buat filmnya. Saat Mike dan Marcus lebih menonjolkan cara polisi old school, tim AMMO malah bekerja lebih taktis dengan persenjataan dan teknologi modern.

Kendati demikian film ini bukan tanpa catatan, loh. Tagline “Bad Boys” dan gimmick-gimmick lawas mungkin akan terasa ngebosenin buat lo cerna. Di paruh tiga puluh menit terakhir cerita film juga terasa keteteran dan mulai dipanjang-panjangin.

Selebihnya “Bad Boys for Life” mampu menyajikan cerita action dengan balutan drama keluarga yang dekat sama keseharian kita. Akting Will Smith dan Martin Lawrence juga terasa paling hidup dari franchise “Bad Boys” selama 25 tahun ke belakang.

Simplenya film ini kayak memberikan tanda tanya pada hidup mayoritas orang. “Hidup lo mau begini terus atau berubah semuanya lo sendiri yang menentukannya.”

Kesimpulan

©Sony Pictures/2020

Last but not least, “Bad Boys for Life” punya komposisi drama, komedi, dan action yang pas. Jika boleh memberikan nilai tambah penulis ngerasa ini adalah film paling menghibur di segala aspek dalam franchise “Bad Boys”. Tertarik menonton?

Di Indonesia filmnya mulai tayang pada hari Jumat (17/1). Berikut cuplikan trailernya supaya lo lebih yakin dengan review di atas!

Our Score

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.