Sabtu, 20 April 2024
Tekno

Mengintip Masa Depan: 5 Terobosan Komunikasi Manusia dan Komputer

via techcrunch.comKiri-kanan: Michael Buckwald dan Jim Margraff sedang berdiskusi di Disrupt 2016 by Tech Crunch, San Francisco, Kamis (15/9). (Sumber: techcrunch.com)

Genmuda – Mouse komputer, touch pad, dan touchscreen jadi tiga alat ‘primitif‘ yang dipakai manusia buat berkomunikasi dengan perangkat komputernya saat ini. Di masa depan, komunikasi manusia-komputer bisa terjadi layaknya komunikasi manusa-manusia, atau bahkan lebih canggih lagi.

Itu adalah beberapa hal yang diobrolin CEO Leap Motion Michael Buckwald dan CEO Eyefluence Jim Marggraff di talkshow Disrupt yang diadakan Tech Crunch di San Francisco, Amerika Serikat, Kamis pagi (15/9) WIB.

Mereka yakin nantinya komputer bisa dioperasikan lebih baik dengan berbagai cara, atau multi-modal seperti yang mereka istilahkan. Seperti apa sih terobosan yang mereka maksud? Yuk simak di bawah ini.

1. Teknologi VR yang makin immersive

Sekarang, cara paling umum untuk menggeser layar gadget adalah dengan menyentuh dan menggeser layar fisiknya. Kalo dalam game komputer, caranya bisa dilakukan dengan menggeser atau menyeret pointer ke ujung layar.

Padahal, udah ada cara lain yang diperkenalkan. Gimana? Yakni dengan menggeser gadget. Contoh paling gampangnya bisa dirasain waktu nonton video 360 derajat di Facebook.

Kalo pakai VR, cara menggeser pandangan atau layar adalah dengan menggerakkan kepala. Teknologi VR bakal menyesuaikan gambar yang muncul di layar sesuai dengan arah kepala.

2. Komunikasi lewat lirikan mata

via edudemic.com
(Sumber: edudemic.com)

Bukan cuma itu. Teknologi Eyefluence yang lagi dikembangin Jim Marggraff bahkan bisa bikin VR, gadget, atau komputer dioperasikan berdasarkan lirikan mata. Dengan kata lain, pengguna gadget bisa ngejalanin aplikasi tanpa perlu nyentuh layarnya.

Teknologi ini mirip dengan yang dipakai di Google Glass. Rencananya, teknologi Eyefluence bisa dipakai di semua alat VR. Jadinya para gamers bisa berinteraksi dengan karakter lain sesuai dengan lirikan matanya.

3. Gunakan tangan sendiri untuk memerintahkan komputer

via fantendo.wikia.com

Sementara itu, Michael Buckwald dan teknologi Leap Motionnya bercita-cita membuat manusia mengoptimalkan gerak tangan buat mengoperasikan komputer. Dengan teknologi itu, orang engga lagi butuh mouse, keyboard, touchpad, atau touchscreen buat mengoperasikan komputer.

Kalo sekarang, teknologi sensor gerak itu baru tersedia buat sejumlah console game. Xbox punya alat yang namanya Kinect, Sony punya PS4 Camera, dan Nintendo punya Nintendo Wii U Sensor Bar.

4. Ngobrol sama komputer

via dribble.com

Selain dengan ‘bahasa isyarat’ pengoperasian komputer juga bisa dilakukan lewat perintah suara. Teknologi itu udah tersedia di semua OS smartphone dan komputer besar. Masing-masing produsen pun udah punya nama sendiri.

Misalnya aja, Siri di produk Apple, Cortana di produk Microsoft, dan Googgle Now di produk-produk Android. Meski begitu, bahasa masih jadi kendala fitur perintah suara karena teknologi ini masih dioperasiin dengan Bahasa Inggris.

Selain itu, cuma kalimat-kalimat tertentu aja yang bisa dikenal sama tiap-tiap ‘asisten digital’ itu. Diharapin, Siri, Cortana, dan Google Now nantinya bisa mengerti juga perintah suara dalam bahasa lain.

5. Komputernya ngasih feedback

via tumblr.com

FYI, teknologi sebenarnya udah ada tapi masih mentok karena komputernya belum bisa memberikan feedback. Kalo diajak ngomong, komputernya engga bisa nyaut balik kecuali dengan kalimat yang udah tersimpan di sistemnya.

Selain itu, komputer juga belum bisa memberikan feedback ke tangan yang lagi memegang sebuah benda virtual. “Karena manusia terbiasa merasakan sentuhan benda, otaknya jadi tidak puas ketika ‘menyentuh’ benda virtual yang tak ada rasanya di kulit,” kata Michael Buckwald.

Kata doi, teknologi seperti itu yang belum ditemukan hingga kini. Ketika komputer telah bisa merespon gerak-gerik pemiliknya dengan baik, ketika itulah komunikasi manusia-komputer bisa ter-revolusi. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.