Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Mitos menjadi sebuah kepercayaan banyak orang di sejumlah negara. Bermodalkan cerita rakyat dan kebudayaan setempat, hal-hal yang berhubungan dengan mitos berubah menjadi sesuatu yang dikramatkan oleh masyarakat sekitar.

Inilah yang kemudian dihadirkan oleh sutradara Malaysia, Dain Iskandar Said, lewat film “Interchange.” Mengusung genre thriller supernatural, Dain ngaku melihat sebuah foto dari penjelajah asal Norwegia, Carl Lumholtz yang sedang mengunjungi Kalimantan tengah antara tahun 1913-1917.

Dalam foto-foto yang diambil kala itu, terdapat foto wanita dari suku Borneo yang sedang mandi di sungai dalam upaya membersihkan diri dari efek jahat setelah fotonya dibadikan oleh Carl. Kepercayaan adat suku itu meyakini bawah saat melihat foto orang, maka jiwa orang yang melihatnya akan diambil dan terperangkap dalam foto tersebut.

Misteri ‘Jiwa’ yang terperangkap

Via Google
(Sumber: Istimewa)

“Interchange” mengisahkan seorang fotografer forensik bernama Adam (Iedil Putra) yang terlibat dalam penyelidikan mengerikan di kota tempat tinggalnya. Ia terseret lantaran Detektif Man (Shaheizy Sam), –seorang kepala polisi yang keras kepala dan juga sahabatnya, membutuhkan bantuannya.

Di tengah perjalanan, Adam bertemu dengan seorang wanita misterius bernama Iva (Prisia Nasution) yang mengaku sebagai dukun dari pedalaman Borneo (Kalimantan). Tergerak membantu Iva, Adam malah semakin tenggelam dalam kasus yang melibatkan jaringan pembunuhan yang sangat mengerikan. Sementara, Nicholas Saputra berperan sebagai Belian, perwujudan roh yang menemani perjalanan Iva setiap saat.

Sulitnya menemukan burung Enggang

Via Google
(Sumber: Istimewa)

Meski “Interchange” adalah produksi dari dua rumah produksi asal Malaysia dan Indonesia, yakni Apparat dan Cinesurya Pictures, sayangnya eksekusinya kurang memberikan kedalaman jalan cerita yang bikin penonton takjub saat selesai menonton.

Keindahan alam dan efek yang ditawarkan oleh Said, seolah timpang oleh faktor minor kayak cerita romantis yang sedikit cheesy, humor yang biasa aja, hingga kesan horor yang kurang greget. Pun pada efek CGI yang digunakan terasa kurang memberikan kesan mistis yang terlalu dalam. Beruntung hal ini bisa dibayar lewat kostum dan make up Belian.

Terlepas dari komentar penulis, Dain sebagai sutradara tetap memberikan jalan cerita yang logis lewat pemaparan metode foto forensik yang dilakukan oleh Adam sehingga memiliki irisan dengan kebudayaan lokal. Usai tayang diberbagai festival film internasional “Interchange” akan mulai tayang pada tanggal 2 Maret 2016 di Indonesia.

Kalo kamu masih penasaran, tonton dulu aja trailernya di bawah ini:

Our Score

(sds)

Comments

comments

Al Fanny Panestika
Wannables, penyuka ice cream dan colak colek Nutela