Sabtu, 20 April 2024

Genmuda – Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang dikenal dengan singkatan MEA, resmi diberlakukan pada 1 Januari 2016. Sebagai salah satu negara yang ikut serta, Indonesia ditargetkan bisa meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) ASEAN hingga USD 4,7 triliun di tahun 2020.

FYI, MEA emang lagi jadi obrolan yang sering jadi topik, mulai dari pengunjung warung kopi, sampai mahasiswa dan bapak-bapak berdasi. Pro-kontra pun (pasti) ada mulai dari persaingan tenaga kerja asing, membengkaknya biaya bisnis dan ekonomi di Indonesia, hingga kecemasan Generasi Muda yang dibajak oleh negara tetangga.

Tapi mengutip wawancara Pak Jokowi kepada Kompas, pada (27/12), MEA sudah dipastikan terjadi dan engga mungkin molor lagi. “Ya, harus siap karena sudah tidak bisa mundur lagi. Pokoknya, harus siap. Namun, yang paling penting, menurut saya, kita akan identifikasi dulu dalam waktu yang sangat dekat ini,” ungkap Pak Jokowi menyikapi MEA yang telah dibahas sejak tahun 2003.

Nah, ibarat nasi yang udah jadi bubur (berkerak) pulak. Salah satu sasaran yang paling jelas dari adanya MEA adalah kita, GENERASI MUDA. Jadi kalau kamu masih apatis soal fenomena ekonomi yang satu ini, baiknya kamu cermati plus minusnya biar makin yakin dan PEDE memasuki MEA.

 

Persaingan Makin Ketat

Pintar secara akademik emang engga jadi jaminan kamu bisa sukses, begitu juga sebaliknya. Soft skill di bidang lain juga menjadi peranan. Suka atau engga, kemampuan inilah yang jadi tolak ukur kamu di dunia profesional MEA. Bisa dibayangin, kalau sebelumnya kamu cuma bersaing dengan orang-orang Indonesia doang (dan itu udah banyak banget), sekarang saingan kamu bertambah oleh penduduk dari negara ASEAN.

Persaingan MEA juga engga selamanya menguntungkan, sejumlah pengamat dan pengusaha menkhawatirkan jika Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik di Indonesia akan lebih tertarik bekerja di luar negeri ketimbang bekerja di Indonesia.

paperbag

Pindah ke soal ‘bukan urusan’ lapangan pekerjaan, MEA turut menghadirkan pasar bebas. Itu artinya, produk negara lain bisa dijual dengan harga yang murah dengan kualitas (yang bisa jadi lebih baik). Jadi mulai cintailah produk-produk Indonesia.*lah…

Dari semua kontra yang ada, hal yang paling parno banget adalah sumber daya alam negara kita bisa bebas dieksploitasi negara lain. Tentunya kalau dalam hal ini kontrolnya gak jelas, bisa jadi kerugian buat negara kita.

Kesiapan menjadi bangsa yang besar

Indonesia ibaratnya orang yang masih belum pede dengan potensi diri mereka. Oleh sebab itu MEA dirasa berguna buat meningkatkan persaingan SDM di Indonesia. Dengan informasi yang semakin cepat didapatkan, MEA diharapkan bisa mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, negara, dan menjaga stabilitas ekonomi negara.

Simple sih, kalau misalkan kamu ngerasa jiper harus bersaing dengan pekerja dari luar, selalu ingat kutipannya Steve Jobs, “Stay Foolish, Stay Hunger!”


Jadi dari sekian pro-kontra MEA, sebenarnya Kawan Muda engga perlu ribet-ribet banget, kalau kamu ngerasa mampu silakan buktikan kualitas kamu di dalam masyarakat ASEAN. Dan kalau kamu masih kuliah pastiin juga (kuliah) itu jadi momentum kesiapan kamu menyambut MEA! “Good luck guys!”

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.