Jum'at, 29 Maret 2024

Genmuda – One Direction dan Justin Bieber memang ngerilis album di hari yang sama, yaitu di hari Jumat (13/11) yang lalu. Tapi, bukan berarti album mereka isinya juga bakal mirip-mirip, Kawan Muda.

Kalau Bieber yang baru aja comeback lagi berusaha buat nunjukin penyesalan dan perubahan yang doi alamin lewat album ‘Purpose’, maka lain halnya dengan 1D. 1D justru ngerilis album ‘Made In The A.M.’ sebagai — sebut aja semacam — hadiah perpisahan buat para Directioners menjelang masa vakum mereka tahun depan.

‘Made In The A.M.’ adalah album kelima 1D sekaligus album perdana mereka tanpa Zayn Malik, yang mutusin buat hengkang pada bulan Maret yang lalu. Tentu kepergian Zayn dan lengkingan seksinya sedikit banyak berdampak pada proses rekaman maupun hasil akhir album tersebut. Meski begitu, Louis mewakili personil 1D yang tersisa yakin kalau mereka bisa ngehasilin “album terbaik”.

One Direction (Sumber: MTV)

Tapi tunggu dulu, benar engga sih ‘Made In The A.M.’ jadi “album terbaik” 1D sejauh ini? Well, kalau secara lirik mungkin bisa dibilang iya. Soalnya, baik Louis, Liam, Niall, maupun Harry kali ini lebih banyak berkontribusi, walau mereka juga dibantu oleh Julian Bunetta, Jamie Scott, dan John Ryan. Mereka pun nuangin berbagai pengalaman dan perenungan pribadi mereka yang udah jauh lebih dewasa.

Sementara itu, dari segi sound ‘Made In The A.M’ memang masih engga beda jauh dari album ‘Midnight Memories’ dan ‘Four’. Sayangnya, entah terlalu terinspirasi dari penyanyi/musisi lain atau gimana, beberapa lagu dalam album ‘Made In The A.M.’ — yang kebanyakan tentang putus cinta dan kerinduan untuk pulang — justru jadi kedengeran kayak udah terlalu familiar.

Sebut aja  ‘Never Enough’ dan ‘Love You Goodbye’. Kalau kamu dengerin ‘Never Enough’, kamu pasti langsung keinget sama lagu ‘The Lion Sleeps Tonight’. Sebaliknya, kalau kamu dengerin ‘Love You Goodbye’ yang super duper bikin galau, kamu pasti bakal keinget sama lagu ‘Apologize’-nya Timbaland feat. One Republic atau bahkan sama sound-nya Westlife.

Bukan cuma itu, Louis ternyata engga bercanda pas beberapa waktu yang lalu bilang kalau ‘Made In The A.M.’ bakal kedengeran “sedikit bergaya Oasis, hampir”. Buktinya, kamu dengerin aja ‘Long Way Down’, yang jadi trek ke-7 tepat sebelum ‘Never Enough’.

Well, terlepas dari itu, secara keseluruhan ‘Made In The A.M.’ berhasil nunjukin kalau para personil 1D tetap bisa solid dan saling bantu buat ngisi kekosongan suara Zayn. Lewat album tersebut mereka juga nyajiin lagu-lagu pop yang tetap catchy dan easy listening, yang bisa bikin kamu senyum-senyum atau bahkan nangis bombay sendiri.

Ibarat lagi naik rollercoaster emosi, lagu-lagu di album ‘Made In The A.M.’ bisa nemenin kamu di sepanjang perjalanan. Misalnya aja kamu bisa dengerin ‘Drag Me Down’ kalau lagi butuh penambah semangat dan kamu pun bisa dengerin ‘End of the Day’ kalau lagi dimabuk cinta semabuk-mabuknya.

Di samping itu, trek-trek lain kayak ‘Perfect’, ‘If I Could Fly’, ‘History’, ‘Temporary Fix’, dan ‘A.M.’ pun engga kalah recommended kok, Kawan Muda. So, selamat ketagihan abis dengerin ‘Made In The A.M.’ dan naik rollercoaster emosi bareng 1D ya!

Our Score

(sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer