Kamis, 28 Maret 2024

Genmuda – Delapan perwakilan startup sosial dari Indonesia baru aja ikutan dalam program pembinaan bergengsi di Seattle, Amerika Serikat nih, Kawan Muda. Program pembinaan tersebut bernama Jolkona Catalyst.

Jolkona Catalyst adalah sebuah program akselerator intensif dari Jolkona Foundation yang bertujuan buat ningkatin keterampilan dan jejaring para pengusaha sosial dalam ngembangin bisnis dan dampak sosial. Program mentoring yang berlangsung selama tiga minggu itu ngelibatin sejumlah social entrepreneur alias sociopreneurs berpotensi dari negara berkembang.

Perwakilan dari Indonesia adalah Marsya Anggia (Direktur Indorelawan), Taufik Hidayat (Vice CEO Pasar Tradisional Genteng), Radyum Ikono (COO Nano Center Indonesia), Timotius Wong (Founder Synergy Entrepreneur Academy), Felecia (Co-founder Marici), Ronaldiaz Hartantyo (Founder Camp on Farm), Hayyu Sakya (Co-founder Adhmora Energy) dan Neng Niawati (Co-founder Limbahagia). Mereka terpilih bareng 7 sociopreneurs dari Bangladesh setelah ngelewatin proses seleksi lebih dari 160 pendaftar.

Perwakilan Indonesia dalam program Jolkona Catalyst (Sumber: Marsya Anggia)

Dalam program Jolkona Catalyst, para perwakilan sociopreneurs dibekalin dengan workshop dan mentoring dari top management venture capital, CEO start-up, top management perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft, Expedia, Amazon, serta akademisi dari kampus University of Washington. Mereka bahkan dapat kesempatan untuk berkunjung ke perusahaan berskala global kayak BOEING, Microsoft, Bill and Melinda Gates Foundation, serta Google.

Mentor di Jolkona pun merupakan gabungan bakat-bakat terbaik dari komunitas start-up di Seattle. Mereka bakal nyiapin para perwakilan  sociopreneurs agar bisa berkembang dan memperoleh investor di negara mereka maupun secara global.

Kami beruntung dapat mengikuti kegiatan ini. Semoga kami dapat menerapkan segala ilmu yang kami dapatkan untuk membantu masyarakat Indonesia,” kata Hayyu Sakya, CEO Adhmora Energy yang bergerak di bidang konservasi energi, seperti dimuat dalam rilisan pers yang diterima Genmuda.com.

FYI, peserta dari Tanah Air banyak dapat pujian karena konsep bisnis yang sangat menarik dan udah teruji bisa ngasih manfaat yang besar bagi masyarakat loh, Kawan Muda. Misalnya aja Pasar Tradisional Genteng, yang udah terbukti nyejahterain lebih dari 350 petani miskin di Desa Genteng, Garut, untuk motong rantai tengkulak, dan Camp on Farm, yang punya konsep ekowisata di sawah dan perkebunan.

Bukan cuma itu, di bidang lain ada pula Indorelawan, yang ingin mengkampanyekan budaya relawan bagi sebanyak mungkin masyarakat Indonesia. Nano Center Indonesia pun engga kalah keren dengan teknologi tepat guna berbasis nanoteknologinya, seperti penyediaan air bersih dengan nano membran, pengawetan ikan dengan nano bubble, dan lain sebagainya.

Engga ketinggalan, Limbahagia juga memiliki konsep yang sangat unik, di mana masyarakat bisa ‘ngejual’ sampah mereka dengan bantuan mobile application yang saat ini udah bisa diunduh di Google Play Store. Sebaliknya, Synergy Entrepreneur Academy merupakan kegiatan workshop bisnis yang ngebantu peserta buat bisa mulai bisnis dalam 5 hari.

Pemerintah AS sangat peduli terhadap bisnis kecil dan menengah. Surprisingly, di sini memulai bisnis hanya butuh 10 dolar (sekitar 130 ribu rupiah) dan hanya membutuhkan 1 hari. Kami berharap agar pemerintah semakin memberi perhatian bagi pelaku-pelaku bisnis kecil dan menengah seperti anak-anak muda berbakat ini. Semoga bisnis sosial di Indonesia dapat semakin tumbuh dan berkembang,” kata Felecia, co-founder Marici, yang memberdayakan wanita Surabaya.

(sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer