Sabtu, 20 April 2024
Serius Lo?

Bikin Franchise Itu Engga Susah Kok! (Begini Caranya Gaes!)

Ibu Srie Agustina berfoto besama salah satu booth waralaba asal Indonesia di IFRA 2016 (foto: Genmuda.com/2016 Liki)

Genmuda – Kawan Muda tau engga, dari semua brand produk konsumen di Indonesia baru 20% aja yang dijadin waralaba (franchise). Sementara 80% merupakan usaha pribadi yang punya potensi waralaba besar. Nah, sebagian potesi usaha itu faktanya sering dilakuin sama anak-anak muda.

Fakta ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina waktu buka International Frachise, Liscense, & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (3/5) lalu.

Ibu Srie bilang, “Kebanyakan potensi waralaba di Indonesia masih dalam bentuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Usaha seperti itu sebaiknya didaftarkan sebagai waralaba agar bisa disebarkan ke negara partner bisnis Indonesia.”

Ibu Srie udah ngedorong usaha makanan, kreatif, dan start-ups Kawan Muda buat dijadiin franchise, biar engga kalah dari restoran kayak ‘Jagonya Awam’ atau ‘si 14045’ ya kan. Kali ini, Genmuda.com mau ngasih tau caranya jadiin usaha kamu sebagai franchise. Cekidot!

1. Unik

Jadi, usaha kamu tuh perlu unik untuk memenuhi kriteria waralaba menurut Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2007 tentang waralaba. Kalau kata peraturan itu, usahanya mesti punya ciri khas. Ini penting banget biar nilai jual usahanya makin tinggi dan menarik. Yang jelas, peraturan ini dibuat supaya kamu terhindar dari tuntutan plagiarisme. Ga mau kan dibilang tukang nyontek.

2. Untung

Yaiyalah. Mana ada sih orang yang mau beli franchise usaha yang merugi. Tapi, wajib diinget keuntungan usahanya juga perlu tercatat meskipun sederhana. Namun demikian, itu hanya berlaku buat usaha yang tergolong UMKM. Kalau usaha menengah besar, kamu butuh akuntan publik untuk mengesahkan catatat keuntungannya. Jangan hilang ya catatannya.

3. Punya Standar

Terus, usaha yang bakal diwaralabain juga perlu punya standar tertulis. Nantinya data ini digunain sebagai buku panduan karyawan. Oleh karena itu, penting buat nulis cara melayani konsumen, memasak, mengantarkan pesanan, mencuci, bahkan mencatat keuangannya.

Soalnya, begitu kamu mewaralabakan usaha, kamu udah jadi bos besar. Harapannya bakal dateng bos-bos kecil yang mau beli merk dagang sampai sistem-sistem pengelolaannya. Nah, doi bakal jalanin kios sendiri dengan merk dagang dan sistem yang kamu punya. Dengan kata lain, kamu bakal punya banyak karyawan baru dan engga selamanya bisa ngajarin mereka tiap hari.

4. Bersedia Kasih Dukungan

Pemerintah juga berharap pemilik franchise tuh bisa ngasih bantu pembeli franchise-nya secara rutin, gaes. Belajar dari sejumlah waralaba lain, biasanya waralaba pusat tuh ngasih training buat karyawan baru dan bantu marketing kios-kios waralabanya secara online.

5. Mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual

Konsep bisnis yang kamu buat sebenernya bisa dibilang kreasimu. Oleh sebab itu perlu dilindungi pemerintah dari para plagiat, caranya engga ribet kok, asalkan kamu mau mendaftarkannya ke bagian hak kekayaan intelektual. Secara engga langsung, kamu juga udah buktiin kalau ide kamu original.

6. Perjanjian Waralaba

Begitu udah punya sistem tertulis dan legal, kamu udah bisa nawarin orang lain buat ngelola usaha kamu. Biar bisa dibantu pemerintah, kamu perlu bikin surat perjanjian waralaba. Paling engga, suratnya berisi nama dan alamat para pihak, terus jenis HAKI, lalu kegiatan usaha, hak-kewajiban semua pihak, dan menyebutkan bantuan dari pemilik waralaba ke pembeli waralaba.

Selanjutnya, kamu juga perlu cantumin wilayah usaha, jangka waktu perjanjian, tata cara pembayaran, kepemilikan, pengelesaian sengketa, dan cara mengakhiri kerja sama. Jangan lupa ditulis di kertas polos dan sedia materai.

7. Daftarkan Usaha

Eits, surat perjanjian aja belum cukup. Konsep usaha kamu juga perlu didaftarin ke pemerintah biar legal. Kamu perlu lampirin identitas sama kopi identitas, kopi legalitas usahanya, perjanjian waralaba, sama kopi KTP pengurus perusahaan.

Surat permohonan pendaftarannya kamu tujukan buat menteri perdagangan yah. Kalau diterima, kamu bakal diberikan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba.

Habis itu, udah deh. Usaha kamu udah terdaftar dan resmi jadi waralaba sama kaya resto-resto fastfood. Setelah ini, kamu bisa deh nyari pembeli waralabamu sebanyak-banyaknya. Inget ya, jangan lupa jaga kualitas produk dan pelayanan tiap kios karena manusia suka khilaf. Sama kaya pacaran aja kan. Kalo pacar engga dijagain, nanti malah kabur. #tsah (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.