Sabtu, 20 April 2024

Genmuda – Ada alasan kenapa anak kecil hingga remaja susah banget berhenti main gadget. Kebiasaannya bahkan bisa kebawa sampe dewasa hingga mengganggu waktu tidur dan kerjaan kamu. Percaya engga kalo studi nunjukin kalo efek main gadget sama dengan efek narkoba bagi otak?

Serius. Kesimpulan itu disampaikan Nicholas Kardaras dalam buku penelitiannya, “Glow Kids: How Screen Addiction Is Hijacking Our Kids.” Dari 1.000 remaja yang ditelitinya selama 15 tahun bekerja di panti rehabilitasi, semuanya menderita ketagihan teknologi. Ulangi, ya. Semuanya!

Secara ilmiah, tingkat senyawa dopamine di otak bakal meningkat drastis ketika main game. Peningkatannya mirip seperti efek menggunakan kokain, bikin seseorang ngerasa bergairah dan senang.

Bahkan anak usia 4-8 tahun juga menderita hal serupa gegara udah dikasih gadget dari kecil. Ketika engga bisa memenuhi hasratnya main gadget sambil menatap layar bercahaya terang, mereka bakalan “sakau teknologi.”

Apaan tuh sakau teknologi?

via giphy.com.

Ketika lama engga plug-in ke teknologi yang digemarinya, pasien anak dan remaja Nicholas Kardaras bisa “sakau teknologi.” Mereka ngerasa gelisah, resah, bahksan sampe depresi kecuali kembali mantengin layar.

Sakau teknologi yang udah akut juga bisa bikin seseorang menjauh dari realita. Kondisinya mirip banget sama sakau narkoba, seperti yang biasa ditangani Kardaras di panti rehabilitasi.

Urusan sekolah, keluarga, dan pacar sekalipun bakal dijauhin kalo orang udah sakau. Kalo kamu udah ngerasa main gadget malem sampe pagi itu paling enak karena engga ada orang lain yang mengganggu, kamu mungkin udah termasuk orang yang sakau teknologi.

via fusiondotnet.wordpress.com.

Salah satu pasien remaja yang beliau tangani di klinik psikologinya bahkan sampe bermimpi bertemu dengan karakter-karakter di dalam gamenya. Doi biasa main “Minecraft,” jadi mimpinya sering tampil dalam bentuk kotak-kotak seperti di game itu.

“Apabila sudah seakut itu, kami lebih mudah merehabilitasi pengguna heroin atau putau daripada mereka sakau teknologi,” tulis Nicholas Kardaras berkaca dari pengalamannya.

Tenang, ada cara rehabilitasinya

via tenor.co.

Gawat emang kondisinya. Karena itu, Kardaras bilang kalo “Satu gelintir usaha mencegah hal itu terjadi jauh lebih baik daripada satu renteng usaha menyembuhkan sakaunya.” Hal itu lah yang selalu doi bilang kepada 1.000 remaja yang berkonsultasi ke kliniknya selama 15 tahun terakhir.

Akan tetapi, bukan berarti sakau teknologi engga bisa disembuhin. strateginya para pemilik perusahaan teknologi buat ngejaga keluarganya dari ketagihan dinilai tepat dilakuin sama siapapun. Gimana caranya?

Pertama, jelas dengan mengajak mereka yang sakau buat terlibat aktivitas luar ruangan, seperti olahraga, nongkrong bareng, atau malah nyari pacar baru. Serius! Apapun harus dilakuin supaya doi cabut dari gadgetnya sementara waktu.

Kalo kamu sendiri yang ternyata udah sakau, mendingan minta tolong temen buat bantuin kamu ngejauh dari gadget. Atau, lakuin aja “challenge bebas gadget” yang pernah Genmuda.com bahas beberapa bulan lalu. Selamat mencoba! (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.