Jum'at, 19 April 2024
Kekinian

Beban Terakhir Garuda yang Dijerat Belalai Gajah Perang

via juara.netSelebrasi Skuad Merah Putih kalahkan Thailand di leg pertama Final Piala AFF 2016, 14 Desember lalu. (Sumber: Juara.net)

Genmuda – Setelah kemenangan 2-1 lawan Thailand di Stadion Pakansari, Bogor, 14 Desember lalu, satu kaki udah aman menginjak podium juara. Tapi, belalai Si Gajah Perang masih membelit satu kaki lagi, berusaha membenamkan Garuda ke dalam kandangnya. *tsah

Anak-anak asuh pelatih Alfred Riedl tiba di Bangkok, Thailand, Kamis (15/12) dan sekarang udah melakukan uji coba di Stadion Rajamangala. Di stadion itu juga pertandingan leg kedua final Piala AFF 2016 berlangsung, Sabtu (17/12).

Indonesia seengganya butuh hasil seri supaya raih gelar juara Piala AFF pertama kalinya sejak pertandingan sepakbola Asia Tenggara itu diadakan perdana 1996. Waktu itu, namanya masih Tiger Cup tapi sensasi kejuaraannya sama seperti sekarang alias heboh.

Melawan 50 ribu

deccanchronicle.com
Fanatisnya supporter Thailand. (Sumber: deccanchronicle.com)

Sayangnya, hasil seri itu perlu diraih dengan usaha ekstra keras dari biasanya. Rizky Pora cs. perlu ngelawan bukan 11 pemain Thailand di lapangan, tapi juga 49.722 penonton Stadion Rajamangala yang engga bakal duduk tenang dan berharap mati-matian supaya Indonesia kalah.

Sementara waktu bertandang ke Stadion My Dinh Vietnam di leg kedua semifinal, Indonesia hanya perlu melawan 40.192 suporter kandang. Di sana, pertandingan berakhir seri 2-2.

Stadion kebanggaan Thailand itu menjadi stadion terbesar di antara venue lain yang dipakai sepanjang Piala AFF 2016. FYI, stadion Pakansari Bogor hanya bisa tampung 30 ribu. Stadion Thuwunna Myanmar bisa menampung lebih banyak 2 ribu orang. Sementara penonton terbanyak di Filipina adalah 20 ribu orang.

Tanpa Andik

via fourfourtwo.com
Andik Vermansyah ngegocek pemain Thailand. (Sumber: fourfourtwo.com)

Beban di pundak tim yang baru menang dua kali di AFF tahun ini juga sangat besar lantaran 250 juta Penduduk Indonesia berharap lawan terberatnya bisa tumbang. Padahal, skuad Indonesia perlu kehilangan satu kunci di lapangan.

Andik Vermansyah kemungkinan besar engga turun di final pemungkas lantaran ada otot bagian lututnya yang sobek. Cedera itu dideritanya sekitar menit ke-20 waktu menjamu Thailand di Pakansari dan bikin doi ditandu keluar.

Padahal, pemain bernomor punggung 21 itu punya kemampuan drible yang bagus. Pemain legendaris Timnas Belanda, Patrick Kluivert bahkan pernah memuji performa Andik Vermansyah sewaktu menjamu Timnas Belanda dalam laga persahabatan di GBK, 2013 silam.

Harapan Riedl

via bbc.com
Alfred Riedl lagi nyari celah dari pinggir lapangan. (Sumber: bbc.com)

Pelatih Alfred Riedl juga dalam posisi krusial. Sejak ditunjuk kembali jadi pelatih, Riedl berjanji ngebawa Indonesia paling engga ke final Piala AFF. Tapi, Genmuda.com yakin kalo Riedl lagi ngotot jadi juara. Soalnya, doi dikabarin pengen pensiun dari dunia si kulit bundar pada akhir AFF 2016. Engga mungkin kan doi pensiun dengan tangan hampa, minimal bikin Indonesia juara deh.

Bongkar rahasia sedikit, tim pelatih yang dibawa Riedl sejak awal meminta pemain Indonesia supaya memainkan bola dengan oper-operan jarak deket, soalnya kalo umpan jauh posisi bola rentan banget hilang. Yang pasti selain ngendelin serangan balik, Indonesia harus bisa ambil kelengahan lini belakang pemain Thailand seperti dua gol di leg pertama.

Thailand bisa ngamuk

via juara.net
Teerasil Dangda (kanan) bergaya setelah ngegolin. (Sumber: juara.net)

Sementara skuad Indonesia diancam begitu banyak beban, Thailand justru bisa main lepas. Yang perlu diwaspadai tentu aja Teerasil Dangda yang udah mencetak 6 gol di Piala AFF 2016. Pelatih Kiatisuk “Zico” Senamuang juga bakal putar strategi lagi supaya bisa bawa Thailand raih piala AFF kelimanya setelah nikmati gelar juara pada 1996, 2000, 2002, dan 2014.

Semoga aja Indonesia kembali bisa nunjukin cakarnya dan marilah kita berdoa sama-sama supaya Indonesia main bagus. Ayo tulis dukungan kamu di kolom komentar di bawah ini. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.