Jum'at, 29 Maret 2024

Genmuda – Baru-baru ini beredar video pengakuan Saiful Jamil waktu ngejalanin Berita Acara Pemeriksaan (BAP) awal. Di video itu, Bang Ipul yang udah dijadiin tersangka tindak pelecehan seksual ngejelasin kronologis kejadian dan menyatakan khilaf ke penyidik atas perlakuannya. Mudah banget ya? Nih, liat dulu cuplikan video-nya.

Buat kamu yang engga ngikutin beritanya, seleb yang mengawali karirnya di dunia dangdut ini tersandung kasus pelecehan seksual terhadap seorang pria remaja di bawah umur, berinisial DS.  Kronologis singkatnya, Bang Ipul ngajak DS ke rumahnya dan meminta DS buat mijitin badannya, engga taunya, pas DS lagi tertidur sekitar pukul 4 pagi, Bang Ipul ngelakuin perlakuan tidak senonoh ke DS.

Korban yang masih berusia 17 tahun itu akhirnya ngelaporin tindakan Bang Ipul ke polisi ditemani orang tuanya. Akhirnya, tanggal 18 Februari kemarin Bang Ipul ditetapkan sebagai tersangka. Doi dijerat pasal 76 huruf e dengan ketentuan pidana Pasal 82 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar.

Nah balik lagi ke omongan doi yang menyatakan khilaf, BAP bales engga akan menganulir pernyataan doi. “Bukan menganulir, tapi menyempurnakan. Karena awalnya tak didampingi penasehat hukum,” ujar Nazarudin di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (24/2), seperti dilansir Detik. “Dia pikir permasalahan ini bisa cepat selesai, sehingga dia bisa pulang. Tapi ternyata tidak, justru berlarut-larut.”

Pernyataan khilaf dikeluarin Bang Ipul dengan harapan masalah bisa selesai dan engga berlarut-larut gitu aja. Buat seseorang yang sering muncul di TV kayaknya Bang Ipul kurang bisa memaknai hal itu. Masa ‘khilaf’ bisa sampe sejauh itu Bang.

Sekarang coba deh kamu bayangin, gimana jadinya kalo dengan ngomong ‘khilaf’ doang segala hal bisa langsung terselesaikan. Misalnya seperti contoh ilustrasi di bawah ini:

 

Maaf rakyat, kemarin saya korupsi, khilaf

(Foto: Merdeka.com)

Korupsi – ngomong khilaf – selesai. Coba mana ada yang rela kalo ada seorang koruptor bilang seperti itu ke masyarakat?

 

Maaf rakyat, kemarin hutan saya gundulin, nanti juga tumbuh lagi, khilaf

(Foto: Istimewa)

Masih ingat bapak hakim di atas? Pasti masihlah ya. Logika terbalik kayak yang doi bilang ini pun langsung ditolak mentah-mentah sama masyarakat. Kenapa? Karena pada intinya apa dibahas emang perbuatan salah dan merugikan banyak orang.

 

Maaf sayang, aku selingkuh, khilaf

Bayanging aja, kamu rela engga kalo cowok kamu ngomong kayak gitu? Kalo proses memaafkan doang sih gampang. Tapi masalah sakit hati yang engga keliatan mana bisa disembuhin? Iya kan?

 

Maaf sayang, aku kemarin jalan sama sahabat kamu, aku khilaf

(Foto: Istimewa)

Kalo ditikung kayak gitu emangnya kamu rela? Kalo penulis sih engga. Langsung aja minta putus mau dia bilang khilaf juga.

 

Maaf ma, aku di-DO dari kampus, khilaf

Butuh banyak keberanian kalo yakin bilang hal tersebut ke orang tua. Bukan cuma gampang bilang khilafnya, tapi lebih kepada rasa tanggung jawab kamu sendiri.

 

Dari ilustrasi di atas pasti Kawan Muda jadi punya gambaran kalo perkara bilang ‘khilaf’ itu engga semudah ngomongnya. FYI, kata ‘khilaf’ sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya keliru atau salah (yang tidak disengaja). Jadi buat kasus ini, berlaku engga tuh? Kamu nilai sendiri ya. Dan ingat, jangan semudah itu menyatakan khilaf usai buat kesalahan ke orang lain! (sds)

Comments

comments

Bobi Brilyan Bastenjar
Valar Morghulis