Rabu, 24 April 2024
HiburanMusik

Band Éclat Rilis Single Original setelah Lama Mengcover Lagu Orang, Nih. “Yay or Nay” Moment Banget!

©Genmuda.com/2017 EverlynKi-ka: Jefta Jasson, Willy Anggawinata, Clara Ayu, dan Yosua Gunawan. Merekalah Eclat. Kurang si Louis Xander aja, nih. ©Genmuda.com/2017 Everlyn

Genmuda – Usaha band Éclat sejak 14 Februari 2015 lagi diuji banget pada momen “yay or nay” mereka tahun ini. Setelah sekian lama mengcover lagu musisi lain dan tenar di YouTube, band yang digawangi Jefta Jasson (percussion) itu akhirnya luncurin single original “Nyatanya” secara terbatas di Jakarta, Jumat malam (28/7).

Acara yang tepatnya terselenggara di Headquarter WebTVAsia itu juga dikunjungi para fans terpilih dan beberapa YouTube content creator, loh. Selain bercerita tentang single baru dan pastinya unjuk skill, Éclat ngajak para pengunjung nyanyi bareng di mini stage. Suasananya seru ngats dan terasa akrab.

Sebelum Jefta, Clara Ayu (vox), Willy Anggrawinata (vox), dan Yosua Gunawan (producer) naik panggung, Genmuda.com sempet ngobrol-ngobrol. Mereka pada optimis dengan karya dari hati mereka itu. Tapi, sayang banget Louis Xander Liang (gitar) gak hadir dan utarakan optimismenya gara-gara lagi sakit.

Pengennya rilis tahun lalu, tapi….

©Genmuda.com/2017 Everlyn
Jefta lagi cerita. ©Genmuda.com/2017 Everlyn

Anak-anak Éclat bilang, single “Nyatanya” sebenernya pengen banget dirilis tahun lalu. Tapi, tertunda hingga tahun ini karena banyak halangan. “Misalnya, karena sulit mengatur jadwal masing-masing yang sedang padat. Selain itu, repot juga karena syuting videonya di Bandung dan pinggir jalan tol,” terang Jefta.

Selain sibuk mengisi konten YouTube, rekaman single, dan bikin video klipnya, Jefta, Clara, Willy, Yos, dan Louis juga harus mengimbangi kegiatan kantoran mereka. “Sekarang singlenya bisa jadi. Kami bersyukur banget!” kata Jefta kegirangan.

Keterlambatan membawa berkah

©Genmuda.com/2017 Everlyn
Dari samping aja, Yos mirip artis Korea. Gimana dari depan. ©Genmuda.com/2017 Everlyn

Keterlambatan rilis tadi sama sekali engga dipandang sebagai terlambat start bagi mereka. Tanpa disengaja, keterlambatan itu bikin para penggemar semakin geregetan nunggu kedatangan single setelah sekian lama dengerin idolanya cover-cover. Penggemar Éclat juga makin banyak selama singlenya telat rilis.

Willy menambahkan, “Waktu awal banget, Éclat sengaja tampil sebagai musisi pengcover lagu untuk mencari nama. Engga mungkin, dong, anak baru langsung bikin lagu. Sebagus apapun lagunya, kami merasa band yang tau-tau langsung bikin lagu sendiri itu agak sulit bertahan lama di masa sekarang.”

Terus, Clara menimpali, “Iya. Permintaan-permintaan para fans lah yang bikin kami akhirnya bertekad merampungkan lagu sendiri. Kalau tampil terus hanya dengan bawain lagu orang, kan, engga puas juga. Lagi pula, bermusik itu kan proses terus-menerus. Bukannya cepet-cepetan viral kemudian lesu dan menghilang.”

Yay or nay” moment

©Genmuda.com/2017 TIM
Clara Ayu suaranya merdu. ©Genmuda.com/2017 TIM

Sebenernya, cara Éclat nyari nama juga pernah dilakuin band lain. Inget gak sih band T-Five yang awalnya terkenal banget sebagai spesialis cover lagu RnB, tahun 1999, jauh sebelum YouTube populer. Band itu semacam indie rising star pada masanya tapi sekarang namanya aja mungkin kamu udah lupa.

Willy optimis kalo kehadiran YouTube saat ini sangat nguntungin mereka. “Pada tahun 2000an, YouTube belum begitu populer. Sekarang, kami yakin Éclat bisa nunjukin jati diri yang sebenarnya dan terus dinikmati para penggemar. Kalau bisa, sampai menembus industri musik Indonesia.”

Ngomong-ngomong soal Industri musik, sebenernya ada dua major label loh yang udah deketin mereka. “Kami udah banyak ngobrol dengan Sony dan Musica. Tapi, kami lebih memilih kerja bareng WebTVAsia karena lebih bisa menyalurkan kejujuran bermusik kami. Hazek!” kata Yos. Bisa aja doi ini.

Meski fokus di YouTube, Yos gak menutup kemungkinan video single mereka bakal masuk televisi juga. Tapi, Willy bilang kalo apapun yang terjadi YouTube tetep 90 persen sementara lain-lainnya 10 persen. Supaya apa? Supaya terus berkarya dengan jujur.

Lagu cinta yang gak galau

©Genmuda.com/2017 TIM
Suara Willy emang Bruno Mars banget, deh. ©Genmuda.com/2017 TIM

Single yang videonya merupakan gabungan antara video klip dan video lirik itu ngajakin para pendengar supaya menghadapi galau engga dengan galau. “Lagu cinta yang terdengar sedih itu udah terlalu banyak. Kami ingin berikan yang lain. Yaitu, sebuah lagu cinta bertema move on dengan irama upbeat,” kata Yos menjelaskan.

Harapannya, para pendengar bakal menghadapi kegalauan mereka dengan tetap bersemangat dan penuh harap. Agak puitis memang, tapi ya begitulah karena liriknya pun merupakan puisi buatan Yos yang diedit bareng-bareng hingga akhirnya jadi single “Nyatanya.”

“Di buku harian Yos itu ada banyak banget puisi bagus yang menurut kami bisa digarap jadi material lagu baru kedepannya,” cerita Clara.

Ketika ditanya soal liriknya berasal dari pengalaman pribadi atau engga, Yos bilang itu bukan merupakan curcolan dia ataupun anak-anak Éclat secara pribadi.

“Liriknya berasal dari kegalauan yang dirasakan anak-anak muda jaman sekarang, kok,” ujar Yos yang masih jomblo ketika doi membuat lirik itu (dan sekarang juga masih jomblo). Kepada Genmuda.com, Willy mengamini kata-kata Yos barusan.

Sementara itu, lagunya merupakan percampuran antara ciri khas musisi-musisi yang jadi Inspirasi mereka, yaitu Dennis Chambers sang Modern Jazz Drummer Hall of Fame AS (idolanya Jefta), Bruno Mars yang engga asing lagi (idolanya Willy), Alicia Keys sang penyanyi RnB idaman (idolanya Clara), dan Super Junior Bryan McKnight yang nge-soul banget (idolanya Yos).

Kata Genmuda.com sih “Yay”!

via giphy.com

Berhubung Genmuda.com udah nonton video single mereka dan mulai paham sama semangat bermusik anak-anak Éclat, Genmuda.com sih bilang single mereka bakalan “Yay” banget. Gak percaya? Tonton aja sendiri video single “Nyatanya” ketika rilis untuk publik, 2 Agustus mendatang. Rilisnya di mana? Ya di channel YouTube Éclat dong, SHAY! (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.