Rabu, 24 April 2024

Genmuda – Masa perkuliahan jadi momentum generasi muda belajar banyak hal. Engga melulu soal materi di kampus, kuliah mengajarkan kamu cara bertanggung jawab dan siap menjawab tantangan di dunia kerja. Klasik dan normatif banget sih. Wajar, apalagi kamu baru masuk di tahun-tahun pertama kuliah, masih ada sedikit kebiasaan anak SMA yang lebih suka ‘disuapin’ ketimbang makan sendiri.

Dan salah satu contoh gampang yang bisa kamu temuin adalah cabut jam kuliah. Diawali minimnya tanggung jawab dan faktor MALEZ (pake ‘Z’ dan kapital), 10 godaan ini pun bisa jadi alasan kenapa banyak mahasiswa yang cabut kuliah. Kamu pernah terjerumus didalamnya?

1. “Santai, masih ada jatah absen”

Memang engga kayak anak SMA sih, setiap kali kamu absen harus ada keterangan dari orang tua atau dokter. Di universitas biasanya tiap mata kuliah memperbolehkan mahasiswa absen maksimal 3 kali dalam satu semester. Meski itu jadi hak kamu sebagai mahasiswa, tetap aja daftar hadir jadi kriteria penilaian dosen. Kalau kamu anaknya pinter banget mungkin engga masalah, tapi kalau IPK udah ngenes masa masih aja males? *malu ah!

2. “Habis UTS palingan cuma bahas soal ujian”

Catet! Engga semua dosen memberlakukan metode yang sama sehabis UTS. Misalnya ‘Si Dosen’ mau liburan ke luar negeri terus sengaja kasih materinya dirapel sampe sebulan ke depan, sedangkan kamu malah absen, sedih engga? Sedihlah…kamu kan bayar SPP.

3. “Dosennya killer

Seberapa killer-nya seorang dosen, dulunya mereka adalah mahasiswa seperti kamu. Jadi engga perlu ada istilah yang namanya males kuliah karena dosen killer. Kalau itu dosen niat ‘ngebantai’ kamu, anggap aja itu cobaan hidup. (tsah!)

4. “Ngantuk nih, skip ajalah”

Di balik materi dosen yang membosankan dengan volume suara yang rendah, di situ terdapat mahasiswa yang mengantuk. Daripada cabut kelas, mendingan tidur di kelas. (Seengganya isi absen kan?)

5. “Dosennya telat”

Pak Udin: “Tolong kasih tahu teman-teman kamu. Saya sampe di kelas setengah jam terakhir, karena ada rapat jurusan. Kalian silakan presentasi duluan.”

Ketua Kelas: “Siap pak, saya jarkom ke teman-teman.”

Para mahasiswa pun menyambut dengan suka cita, sembari bisa colongan absen. Namun seketika itu rencana mereka buyar,

Pak Udin: “Sehabis kelas isi absennya langsung ke jurusan ya.”

Buyar sudah niat busuk kamu mau cabut kuliah!

6. “Aku engga ada kelas, ke kostan aja yuk”

Mau itu teman atau pacar, ajakan seperti bisa jadi godaan berat. Kalau kamu ngerti ‘kode’ di balik itu, ada baiknya kamu hindari. Bisa aja pas diajak main ke kostan ada maksud lain seperti BERESIN KAMAR.

7. “Titip absen aja lah.”

Teman modelan kayak gini layak kamu deketin, karena kelak (mungkin) doi bakalan lebih sukses daripada kamu. Kenapa? Karena doi rajin masuk kuliah dan engga mau mengecewakan kedua orang tua mereka. (*Jleb!) Makanya, kurang-kurangin deh titip absen!

8. “Sibuk jadi panitia ospek”

Ada mahasiswa kayak gini? ADA BANGET. Lucunya kegiatan organisasi bisa jadi nomor satu daripada urusan kuliah. Modusnya sederhana, “Aduh gue capek abis latihan panitia ospek. Cuss ajalah!”

9. “Udah lewat jatah absen cuy!”

Alasan yang satu ini bisa jadi hopeless buat sebagian mahasiswa. Saat teman-temannya masih punya jatah absen, doi malah udah nombok jatah absen dari awal semester. Ibarat pribahasa “mati segan hidup tak mau”.

10. “SKSnya sedikit”

Saking nyepelin jumlah SKS, ada juga yang ngorbanin absen. Tapi wajib kamu inget ya, meski SKSnya cuma 1 yang namanya kuliah ya harus ada bukti tanggung jawab (baca: IPK). Emangnya mau ada nilai D karena satu SKS doang di transkip? Engga mau kan?

Well, pada akhirnya menjadi mahasiswa memang bukan hal gampang. Kamu harus belajar mandiri dan bertanggung jawab buat orang tua serta diri kamu sendiri. Genmuda.com sih berharap setelah baca artikel ini kamu bisa jadi dan menggunakan jatah absen secara lebih bijak.

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.